Pemkab Bengkalis Diharapkan Dukung Usaha Tambak Udang yang Belakangan Kembali Menggeliat
Tambak udang di Bengkalis. (f: grc)
GAGASANRIAU.COM, BENGKALIS-H. Ridwan Ahmad, salah seorang pengusaha tambak udang di Pulau Bengkalis, mengharapkan agar Pemkab Bengkalis mendukung usaha tambak udang yang belakangan kembali menggeliat dengan membangun infrastruktur seperti pelabuhan, jalan dan listrik.
Selain itu, menurut Ridwan, pemerintah melalui OPD terkait harus jemput bola. Artinya, gencar menyosialisasikan terkait aturan-aturan dalam kaitan pengurusan izin dan lainnya.
Tidak hanya soal perizinan, pemerintah juga diharapkan dapat memfasilitasi dan memberikan pemahaman kepada para pengusaha tambak akan penting instalasi pengelolaan air imbah (IPAL). ''Terus terang tidak semua kita paham dengan IPAL. Dikawatirkan kalau tidak dikelola dengan baik, bisa berdampak terhadap tambak kita bahkan lingkungan sekitar,'' sebut Ridwan.
Pengusaha tambak lainnya, Franky, menilai pelabuhan menjadi penunjang utama bagi investor yang ingin menanamkan investasinya di Pulau Bengkalis. Untuk itu, salah satu support yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah agar para investor tertarik dan berminat berinvestasi di Bengkalis adalah dengan menyiapkan infrastruktur yang lebih refresentatif, termasuk ketersediaan listrik.
Pengusaha tambak udang di bawah bendera Koperasi Bantan Kartika ini menambahkan, pasaran udang di belahan Eropa dan Amerika sangat menjanjikan. Saat ini negara pengekspor terbesar udang ke Eropa dan Amerika masih dipegang India dan Thailand.
''Pulau Bengkalis sangat potensial untuk usaha tambak udang. Selain bisa meningkatkan PAD, juga menampung tenaga kerja yang tidak sedikit,'' katanya.
Pihaknya juga sedang menjajaki kerjasama dengan pihak investor untuk membangun pabrik cold storage di pulau Bengkalis.
''Jika ini terwujud, ribuan tenaga kerja bisa diserap. Karena untuk satu pabrik cold storage butuh sekitar 3.000 tenaga kerja,'' ujarnya.
Agar usaha ini bisa tetap berkelanjutan, aspek lingkungan tentu tidak boleh diabaikan. Untuk itu, dibutuhkan tata pengelolaan limbah yang baik secara bersama-bersama oleh pengusaha tambak yang ada di daerah ini.
''Untuk membangun sistem pengelolaan limbah yang memenuhi standar, memang tidak gampang. Butuh biaya yang tidak sedikit dan tenaga ahli. Tapi, jika kita lakukan secara bersama-sama, saya yakin bisa,'' ujar Franki seraya menyarankan perlu dibentuk semacam asosiasi petambak udang ke depannya.
Usaha tambak udang kembali menggeliat di Pulau Bengkalis. Tambak-tambak (kolam) yang sebelumnya sempat terbiar, kini kembali ditabur dengan jutaan benur. Bahkan sejumlah pengusaha (petani tambak) kini mulai membuka kolam atau lokasi baru.
Boomingnya usaha tambak udang ternyata juga memancing para pengusaha luar daerah untuk berinvestasi di Pulau Bengkalis. Sejumlah informasi menyebutkan, ratusan kolam saat ini sedang dibangun di Desa Penebal, Temeran, dan desa-desa lainnya di Kecamatan Bengkalis, juga di Teluk Pambang, Kembung Baru Kecamatan Bantan.
Bergairahnya para petani tambak untuk mengisi kembali kolam-kolam mereka dan menambah yang baru disebabkan tingkat keberhasilan (hasil panen) yang cukup tinggi dibandingkan dengan hasil panen tahun-tahun sebelumnya. Jika dulu benur yang ditabur adalah jenis udang windu, sekarang jenis udang vaname dengan tingkat pertumbuhan (masa panen) lebih cepat dan daya tahan lebih bagus dibandingkan jenis windu.***
Editor : Evi Endri
Sumber : GoRiau.com
Tulis Komentar