GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - M. Yasir, terancam digulikan dari jabatannya sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Pekanbaru. Lantaran beberapa Cabang Olahraga (Cabor) tidak dilibatkan dalam penyusunan kepengurusan organisasi induk olahraga tersebut.

Yasir dinilai menggunakan tangan besi dalam penyusunan kepengurusannya, dia bahkan sama sekali tidak melibatkan tim formatur yang ditunjuk pada Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot) Maret 2022 kemarin.

Meskipun dalam AD ART KONI Pasal 19, bagian delapan tentang Kepengurusan KONI, Ketua Terpilih dalam penyusunan pengurus harus melibatkan tim Formatur hasil dari Musorkot Maret 2022 lalu.

Sehingga dalam penyusunan kepengurusan KONI Kota Pekanbaru, Yasir sudah melanggar AD ART tersebut.

"Bahkan yang digadang-gadangkan jadi Sekretaris KONI orang yang tidak mempunyai Cabor dan bukan insan olahraga " ungkap Jhon Romi Sinaga Ketua Cabor Anggar Kota Pekanbaru ini kepada wartawan, Kamis malam 14 April, 2022 di Pekanbaru.

Kepengurusan KONI Pekanbaru ini patut diduga intervensi keinginan Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru M Jamil. Dimana Yasir sendiri adalah keponakan kandung M Jamil.

Sehingga pembentukan kepengurusan KONI Pekanbaru tersebut bukan keinginan Cabor yang ada.

Ditegaskan Romi yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru periode 2014-2019 ini mengatakan atas ulah Yasir ini, Cabor-cabor yang mengikuti Musorkot KONI pada Maret kemarin akan melakukan perlawanan untuk membuat mosi tidak percaya kepada keponakan M Jamil tersebut.

"Saya paham soal anggaran KONI, sehingga jangan sampai ada permainan soal anggaran KONI untuk Cabor ini " tukas Romi.

Sementara itu Yasir saat dikonfirmasi terkait hal tersebut enggan menjawab pertanyaan yang diajukan.

"Bulan ramadhan ini bulan mulia, segala apa yang diupayakan untuk menzholimi orang biar Allah yang menjawab " kata dia, kepada bukamata.co, Kamis malam 14, Februari 2022 melalui pesan aplikasi Whatsapp.

Bahkan Yasir ketika diajukan kembali pertanyan terkait KONI Pekanbaru ini, tetap menjawab hal yang sama diluar konteks penyusunan pengurus KONI.