Daerah

RIAU Dimata PLN Bukan Bagian NKRI

[caption id="attachment_4860" align="alignleft" width="300"]Ilustrasi PLN Ilustrasi PLN[/caption] gagasanriau.com ,Pekanbaru- Riau dimata Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara Nur Pamudji bukan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sehingga byar pet atau listrik mati terus terjadi di Bumi Lancang Kuning. "Buktinya di Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam disewakan generator set (genset) selama satu tahun, sementara di Riau tidak. Malahan 'byar pet' makin menjadi-jadi," ujar Zulkarnain Kadir dengan kesal, di Pekanbaru, Senin 30/9/2013. Zulkarnain merupakan warga yang berdomisili di Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau dan mengaku menjadi korban pemadaman bergilir PLN sampai empat jam lebih dalam sehari. Kondisi "byar pet" yang dilakukan PLN di Riau, lanjutnya, telah terjadi sejak bulan Maret 2013.  Pada awalnya hanya terjadi satu sampai dua jam dalam satu hari dan kini semakin parah yang merusak barang-barang elektronik warga. Dengan kekayaan sumber daya alam seperti minyak sawit mentah (CPO) yang dihasilkan dan data menyebutkan, Riau memiliki perkebun sawit seluas 2.258.553 hektare atau 26,25 persen dari total luas sawit Nasional sekitar 8 juta hektare. Kemudian industri pulp dan kertas, Riau memiliki dua pabrik raksasa yakni PT Riau Andalan Pulp and Paper serta PT Indah Kiat Pulp and Paper yang masuk dalam peringkat 10 besar ekspor Nasional di Kementerian Perdagangan. Riau yang dikenal sebagai penghasil minyak dan gas bumi (migas), sejak sebelum Indonesia merdeka dan dibuktikan kehadiran PT Chevron Pasific Indonesia. Kini setidaknya ada sembilan perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang memproduksi migas di Riau dan belum lagi yang lain. "Tapi buktinya, masyarakat Riau harus rela hidup dengan kondisi 'byar pet' dengan terbatasnya infrastruktur. Sudah berapa banyak yang sumbangkan Riau untuk ke Negara, termasuk PLN," jelasnya. Rika Indah Sariyanti (27), salah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Jalan Dahlia, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, mengaku pasrah dengan pemadaman bergilir yang dilakukan PLN. "Mau bagaimana lagi, kantor PLN di Riau sudah pernah di demo mahasiswa. Tapi hasilnya tetap saja begini. PLN juga sudah pernah diajukan ke meja hijau sewaktu saya di Medan, tapi hasilnya masyarakat selalu kalah," katanya. Direktur Operasi Listrik Jawa, Bali, dan Sumatera PLN, Ngurah Adnyana sewaktu rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR pada Rabu (25/9), mengatakan, telah menyewa genset sebesar 150 Mega Watt selama satu tahun untuk mengatasi krisis listrik di Sumbagut meliputi Sumut dan Aceh. "Untuk wilayah Sumbagut kami telah memproses untuk meyewa genset 150 Mega Watt dan sudah ditunjuk pemenang tendernya. Sekarang mesin gensetnya sudah berada di Belawan," ujarnya. Muhammad Said Antarariau


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar