Daerah

Ada Sentuhan Politik di Kasus Akil Mochtar?

[caption id="attachment_4925" align="alignleft" width="300"]ketua-mahkamah-konstitusi--mk--akil-mochtar_663_382 ketua-mahkamah-konstitusi--mk--akil-mochtar[/caption]

gagasanriau.com ,Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) mengkonfirmasi Ketua (Non AKtif) Mahkamah Konstitusi (MK) negatif menggunakan narkoba. Muncul pertanyaan, bagaimana narkoba itu ada di laci meja kerjanya? Apakah ia korban skenario politik?

Moral dan integritas Akil Mochtar hancur. Kasus suap yang menyeret Akil telah menghancurkan moralnya. Apalagi, saat penggeledahan di ruang kerja Akil, ditemukan narkoba. Moral dan integritas Akil kian hancur.

Namun BNN sudah memastikan hasil uji rambut dan urin. “Hasil dari uji rambut dan urine adalah keduanya negatif," sebut Kepala Bagian Humas BNN Kombes (pol) Sumirat Dwiyanto, Selasa (8/10/2013).

Hasil test ini tentu mengejutkan. Bagaimana barang haram itu bisa berada di laci meja kerja Akil Mochtar di MK. Pihak BNN memastikan akan segera melakukan pemeriksaan terhadap penyidik KPK dan staf MK terkait temuan barang haram tersebut di laci Akil. "Kami akan berkoordinasi dengan kepolisian dan KPK untuk meminta keterangan kepada penyidik yang menemukan barang-barang haram tersebut," cetus Sumirat.

Sementara Wakil Ketua MK Hamdan Zoelva mempertanyakan keberadaan narkoba di ruang kerja Akil Mochtar. Ia meminta aparat penegak hukum mengungkap siapa yang meletakkan narkoba terseut di ruang kerja Akil Mochtar. "Saya hanya minta kepada penegak hukum, ini kerjaan siapa," kata Hamdan di gedung MK, Jakarta, Selasa (8/10/2013).

Situasi ini juga direspons bekas Ketua Komisi Hukum DPR RI Gede Pasek Suardika yang juga mempertanyakan mengapa barang haram tersebut berada di ruang kerja Akil Mochtar. Ia menduga, narkoba tersebut bisa saja menjadi bagian untuk menghancurkan moral Akil. "Barang itu pasti ada yang naruh di situ. Tugas negara memastikan itu, jangan sampai (Akil) dihakimi berlebihan," kata Pasek usai rapat pleno di Komisi III DPR RI.

Dia mengkhawatirkan apa yang dialami Akil Mochtar bisa menjadi tren untuk membunuh karir politik seseorang. Laci meja pejabat dapat diisi macam-macam yang bertujuan untuk menjatuhkan moral sang pejabat. "Saya khawatir ini bisa menjadi tren," ujar Pasek serius.

Temuan BNN yang mengungkapkan Akil Mochtar negatif mengonsumsi narkoba jelas mengejutkan. Temuan BNN ini menambah rumor yang beredar sejak penangkapan Akil Mochtar pada 3 Oktober 2013 lalu. Selain perkara hukum yang menjerat Akil, sentuhan politik tidak sedikit dalam perkara ini. Kita lihat saja perkembangannya.

inilah


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar