Heri menerangkan, kendati keputusan MK bersifat final dan mengikat, namun tak jarang beberapa keputusan yang diterbitkan MK sangat kerdil dari pertimbangan hukum.

"Ada calon yang seharusnya berpeluang untuk menang dalam sengketa pemilukada di MK, tapi pada kenyataanya hal tersebut bisa dibatalkan," kata Heri dalam sebuah dialog bertajuk 'Dinasti Atut Cenat-Cenut' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (12/10).

Lebih jauh ia menerangkan, pasca tertangkap tangannya ketua MK non aktif, Akil Mochtar bersama dengan seorang politisi dan penguasa, semakin memperkuat jika praktik korupsi telah menggurita diberbagai lini kehidupan bangsa Indonesia.

"Suap yang melibatkan mantan ketua MK dan kader partai Golkar, CN dan TCW, itu membuka tabir bahwa cara mendapatkan kekuasaan itu koruptor"tutup Heri

asatunews