Pendidikan

Inilah Potret Menyedihkan SD Jauh Kampung Sidodadi Desa Bukit Kerikil Kabupaten Bengkalis

Sahat Hutabarat yang mendirikan cabang unit lapangan Laboratorium Kedaulatan Pangan Agribisnis Kerakyatan ( Laboratorium KPAK ) organisasi Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia ( PETANI) yang berbasis  pertanian berkelanjutan berkemandirian buat sendiri pupuk organik dengan bahan kearifan lokal untuk meninggalkan ketergantungan pupuk kimia di kampung Sidodadi.

Sahat Hutabarat mengatakan APBD kabupaten Bengkalis termasuk sepuluh besar di seluruh Indonesia dan alokasi untuk anggaran pendidikan mencapai kurang lebih 20 persen.  "Tapi inilah fakta yang saya lihat di sebuah sekolah kabupaten Bengkalis ini"  kata Sahat.

"Dengan niat yang baik dan jaringan yang ada saya akan mencari jalan keluar dan menemui uptd pendidikan dari tingkat kecamatan, kabupaten, Propinsi bahkan mengusahakan akan menyampaikan ke Staf Presiden di Jakarta agar ada kepedulian untuk sekolah ini,  agar hak hak dasar rakyat mendapatkan pendidikan berkualitas, negara harus menjalankan tugas dan fungsinya" ujarnya.

Masyarakat di kampung Sidodadi terdiri kurang lebih 40 kepala keluarga dengan kehidupan dan kemiskinan yang sangat memprihatinkan dan sering dikriminalisasi dalam kasus kasus konflik agraria.

"500 meter dari sekolah ini ada koorporasi besar Hutan Tanaman Industri pemasok pabrik kertas Sinar Mas Group tapi kita menemukan kondisi pendidikan seperti ini, ketimpangan itu sangat sangat mengecewakan, APBD Kabupaten Bengkalis yang  besar dan disampingnya sebuah koorporasi Sinar Mas Group yang kita tahu menguasai lahan yang sangat luar biasa luas dan berkitakadilan" kata Sahat Hutabarat  mendambakan perhatian yang sungguh-sungguh untuk aspek pendidikan ini.

Editor Arif Wahyudi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar