Ekonomi

Anak Petani di Riau Minta Hentikan Kampanye Hitam, PKS Mini Membantu Buah Berondolan Dibeli Harga Mahal

Petani sawit

 

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Anak-anak petani perkebunan kelapa sawit di Riau mengecam grup perusahaan sawit dengan modal besar yang selama ini memonopoli bisnis minyak kelapa sawit. Grup-grup modal besar itu terganggu bisnisnya oleh pengusaha lokal.

Hal itu seiring dengan menjamurnya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mini yang diusahakan oleh pengusaha lokal Riau sehingga monopoli usaha CPO Grup kapitalis besar terganggu.

Grup perusahaan sawit besar tersebut berdalih pabrik sawit tanpa kebun ini bikin polemik.

Dan grup besar itu mengunakan para akademisi kampus-kampus lokal di Riau untuk membuat kampanye hitam agar pengusaha lokal dibunuh bisnisnya supaya tidak berkembang.

Hal itu disampaikan Risman seorang anak petani perkebunan sawit di Pelalawan merespon kampanye-kampanye hitam oleh grup besar kapitalis bisnis CPO ini.

"Justru kami sebagai petani-petani kecil ini merasa terbantu dengan adanya PKS mini ini, karena harganya bisa bagus dan kami para petani yang punya kebun-kebun yang tidak seberapa ini tidak selalu dikendalikan oleh PKS milik kapitalis tersebut " ungkap Risman kepada wartawan, Rabu (3/4/2024) di Pekanbaru.

Risman berharap agar Kementerian terkait yang menangani soal komoditas sawit ini memberikan kemudahan kepada pengusaha lokal yang hendak membangun PKS mini.

"Bahasa-bahasa bahwa punya PKS harus punya kebun sawit itu bentuk keberpihakan kepada pemilik modal besar, sehingga para pengusaha lokal yang tidak punya modal besar dibunuh itu namanya, sudahilah monopoli jika ingin rakyat lokal ikut mencicipi kekayaan bumi Indonesia ini" tukas Risman.

Sepakat dengan Risman, Meninton seorang anak petani dari Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) juga menentang kampanye hitam yang dilakukan oleh grup kapitalis perkebunan sawit yang beroperasi di Riau ini.

"Kami selama ini terbantu dengan PKS mini karena mereka mengelola buah brondolan yang kebanyakan UMKM sudah berkontribusi untuk menaikkan harga TBS " ungkap Messi panggilan akrabnya kepada wartawan di Pekanbaru.

Malah kata Messi lagi, dengan adanya PKS mini yang mengelola buah brondolan masyarakat bawah semakin banyak terbantu.

"Karena brondolan selama ini tidak laku di pabrik-pabrik besar milik kapitailis itu  sekarang malah jauh diatas harga TBS.

Artinya jangan-jangan perusahaan besar seperti Gapki seolah-olah mengatasnamakan kerugian negara itu palsu, padahal sesungguhnya mereka kapitalis besar yang terganggu " tegas Messi.

Karena lanjut Messi, selama ini para grup-grup besar itu sudah terlalu nyaman membohongi petani sawit kalangan bawah.

"Negara harus membela rakyat, kita minta kementerian terkait baik Kementan dan Kemenperidag 
supaya tidak menghiraukan surat mereka. Jika tidak kami rakyat siap bergerak bersama petani-petani kecil dibawah " tegas Messi.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar