Riau

Perlunya Dukungan Infrastruktur Untuk Riau Menyapa Dunia

Rupat Primadona Baru Wisata Pantai Riau

GagasanRiau.Com Pekanbaru - Berbicara soal tempat wisata di Riau, tidak akan mulus tanpa adanya dukungan infrastruktur. Tujuan wisata nan indah tidak akan membuat wisatawan akan berkali-kali berkunjung jika medan jalan tidak memadai atau bahkan tidak semulus yang dibayangkan.

Untuk mewujudkan itu, dalam takeline ‘Riau The Homeland Of Melayu’ Riau menunjukkan seisi lancang kuning memiliki sejuta tempat nan indah untuk dikunjungi. Selain itu, Riau Menyapa Dunia juga merupakan salah satu bukti bahwa Provinsi Riau terus mencari cara untuk mengenalkan potensi wisata di daerah Riau. Infrastruktur yang memadai juga merupakan salah satu aspek untuk mendukung hal tersebut.

Dimana program tersebut juga sejalan dengan keinginan Pemerintah Pusat yang disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya. "Ini mendukung program kami mendatangkan 12 juta wisatawan mancanegara ke Nusantara," kata Arief.

Pesona Pantai Rupat Utara dengan pasir putihnya bisa dimanfaatkan untuk voli pantai dan cocok untuk berjemur, berenang, menyelam, bahkan berselancar. Menyusuri bagian dalam pulau, akan dijumpai kawasan ekologi dengan segudang keunikan.

Selain Pantai Rupat nan menawan, terdapat satu pantai lain di Pulau Rupat yang tak kalah mempesona. Pulau Beting Aceh adalah salah satu pulau kecil yang memiliki pasir pantai berbisik yang berbunyi jika disentuh. Di sini juga pengunjung akan diramaikan dengan tarian Zapin Api, menari di atas bara api, yang merupakan tarian khas Melayu di Kabupaten Bengkalis.

Pesona Ombak Bono juga tak kalah menarik. Ombaknya yang tanpa putus dengan panjang mencapai 30 kilometer sangat menarik ditunggangi para peselancar dunia. Peselancar Inggris Steve King dan James Cotton, serta Roger GAMBLE dan Zig van der Sluys asal Australia, adalah empat atlet yang menorehkan rekor dunia berselancar terpanjang di Bono Sungai Kampar.

Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), pada perhelatan acara "Sagu Riau Menyapa Dunia" yang digelar di halaman Kantor Gubernur Riau, 25 Oktober 2016, mencatat suatu karya dalam kategori kuliner makanan terbanyak berbahan dasar sagu dengan jumlah 369 jenis olahan.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan akan bertekad mendukung target pariwisata nasional. Menurutnya, Riau memiliki banyak agenda wisata atau calender event, seperti daya tarik alam, budaya, dan wisata buatan, yang cukup menarik. Di antaranya Pantai Rupat dan Beting Aceh, Bono, Candi Muara Takus, Tour de Siak, Bono, dan kuliner andalannya Sagu Riau Menyapa Dunia.

Ini menunjukkan bahwa Riau menjadi potensi wisata kuliner yang sangat menjanjikan. Gubri bahkan berkomitmen acara ini akan menjadi agenda wisata setiap tahun.

Di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, terdapat Candi Muara Takus, satu-satunya candi peninggalan sejarah agama Buddha di Sumatera. Candi ini diyakini merupakan candi tertua di Sumatera yang diperkirakan sudah ada sejak zaman keemasan Kerajaan Sriwijaya. Situs peninggalan sejarah ini sangat terkenal hingga mancanegara.

Tour de Siak (TDS), event balap sepeda tahunan, juga ikut memancing kunjungan pelancong dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan beberapa negara Timur Tengah. Ke depannya, Tour de Siak akan menambah rute baru, yaitu 10 kabupaten/kota di Provinsi Riau dan satu rute ke Negeri Jiran Malaysia. Masih ada lagi event-event unggulan lain yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, di antaranya Bakar Tongkang, Pacu Jalur, dan Gema Muharram.

Itulah sejumlah wisata maupun event-event andalan Riau dalam mendukung program "Riau Menyapa Dunia". Bukan tanpa alasan Riau mencanangkan program itu. Sebab, obyek wisata alam dan event di Riau dapat menjadi modal memenuhi target kunjungan wisatawan yang ditetapkan pemerintah.

Namun tak hanya sampai disitu, Pemprov Riau harus lebih memberikan perhatian kepada pemerintah kabupaten/kota di Riau bisa mengucurkan dana APBD Riau untuk daerah dalam menuntaskan permasalahan infrastruktur dasar masyarakat seperti kerusakan jalan, jembatan dan pengembangan wisata. Hal tersebut dalam upaya mewujudkan dukungan infrastruktur dalam menyukseskan Riau menyapa dunia.

Selain itu, kebijakan pengembangan sektor pariwisata dapat bersentuhan langsung dalam menopang perekonomian masyarakat di tengah perlambatan ekonomi akibat melemahnya dua komoditas andalan Riau yakni perkebunan dan migas. Hal ini juga berdampak pada berkurangnya Dana Bagi Hasil (DBH) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sebagai informasi,Pemprov Riau sangat serius dalam mewujudkan visi 2020 dengan tagline "The Homeland of Melayu" yaitu menjadikan kawasan setempat destinasi pariwisata berbasis Budaya Melayu di Asia Tenggara sebagai lokomotif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Untuk itu upaya pengembangan sektor pariwisata menggandeng semua profesi dapat saling bahu membahu dalam menjawab tantangan tersebut kedepan. Dengan meningkatkan produktifitas daya saing masyarakat, sehingga potensi pariwisata dapat dilirik oleh wisatawan lokal dan mancanegara.

Kalau promosi dan infrastruktur dapat ditingkatkan, maka secara otomatis tingkat kunjungan wisatawan akan meningkat. Sebab kalau jalan rusak orang tidak akan mau datang ke Riau. Dengan begitu program nasional membangunan perekonomian masyarakat akan terwujud.

Pemprov Riau sendiri memang terus berupaya bersinergi dengan kabupaten/kota, khususnya daerah yang memiliki destinasi untuk dihandalkan dalam hal kepariwisataan. Pemprov juga berharap Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pariwisata Kementerian Pariwisata dapat membantu Riau mengembangkan sektor pariwisata.

Menurut Andi, Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu pada saat rapat koordinasi (Rakor) bersama kepala daerah se Indonesia menyampaikan, Pemerintah Indonesia telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepakatan di sektor Pariwisata dengan Negara Cina.

"Hasil dari MoU Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Cina, akan ada 10 juta wisatawan mancanegara dari Cina yang akan masuk ke Indonesia. Saat ini di Manado Sulawesi utara, wisatawan dari Cina sudah ada sekitar 600 per hari, dan Biro perjalanan di Manado telah menargetkan 1000 wisatawan per harinya untuk datang ke Manado," kata Gubri.

"Kita (Provinsi Riau, red) tidak usah banyak-banyak, 100 ribu per tahun sudah cukup. Di tahun 2015 angka kita sudah 54 ribu, dan jika kita dorong terus dengan semangat kebersamaan insyaAllah 100 ribu wisatawan per tahun akan kita capai," ujar Gubernur Riau.

Gubri juga menuturkan, Pemerintah Provinsi Riau bersama Pemerintah Kabupaten/Kota akan membuka pintu-pintu masuk ke Riau. Menurutnya hal ini dilakukan untuk membuka akses wisatawan yang akan berkunjung ke Riau dan akan berdampak pada peningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Riau serta dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya.

"Pemerintah Provinsi Riau telah sepakat dengan Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Akan menjadikan Tanjung Medang Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara," kata Gubri yang biasa akrab disapa Andi Rachman.

"Pada hari Sabtu-Minggu sudah banyak masyarakat Malaysia yang datang ke kawasan pulau rupat, mereka berwisata dan me mancing ikan di kawasan Tanjung Medang, untuk itu Tanjung medang akan dibuka sebagai pintu masuk agar para wisatawan dari Malaysia bisa lebih banyak lagi yang datang ke Riau," ujar Andi Rachman.

Andi Rachman juga mengungkapkan, rencananya Pemprov Riau bersama Pemerintah Kabupaten/kota akan mengembangkan potensi even wisata Tour De Siak sampai ke Malaka, Malaysia "Tour De Siak rutenya akan kita seberangkan ke Malaka,  ini merupakan potensi yang akan kita kembangkan," ungkapnya.

"Kita (Pemprov, red) sudah berkomitmen untuk berjuang mengenalkan berbagai potensi wisata kita ke dunia. Langkah ini sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir, beberapa diantaranya sudah menjadi perbincangan wisatawan lokal maupun mancanegara," sambungnya.

Penguatan promosi di bidang pariwisata dilakukan bukan sekedar untuk mengenalkan Riau memiliki potensi besar begitu saja, tetapi juga untuk memberikan efek besar terhadap seluruh sektor.

"Seperti ekonomi kreatif, perbaikan ekonomi masyarakat dan pemasukan berupa PAD bagi Riau. Ini sudah menjadi komitmen bersama seluruh SKPD di Lingkungan Pemprov Riau," ujarnya.

Kebijakan pengembangan sektor pariwisata dapat bersentuhan langsung dalam menopang perekonomian masyarakat di tengah perlambatan ekonomi akibat melemahnya dua komoditas andalan Riau yakni perkebunan dan migas. Hal ini juga berdampak pada berkurangnya Dana Bagi Hasil (DBH) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Memang potensi kita tidak sebagus daerah lainnya. Namun selain sumber daya alam, potensi yang sangat baik ditonjolkan adalah budaya kita. Tentu ada keterbatasan seperti minimnya infrastruktur, sehingga melalui Kemenpar kita minta bantuan dalam pengembangan pariwisata ini," katanya. (Humas)


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar