Daerah

PLN Meresahkan , Picu Amuk Publik

[caption id="attachment_3903" align="alignleft" width="300"]lologo PLN. gagasanriau.com logo PLN. gagasanriau.com[/caption]

gagasanriau.com ,Pekanbaru-Seakan tak pernah usai persoalan yang dihadapi oleh PLN cabang Riau sejak awal Juli hingga kini akhir Agustus pemadaman listrik terus saja terjadi tanpa ada jedanya.

Setiap hari secara berkala masyarakat Pekanbaru mendapatkan jatah untuk dihilangkan hak nya memperoleh energi listrik ini.

Pemadaman secara bergilir ini secara merata terjadi di seluruh sudut kota Pekanbaru, selama 2 jam.

Tindakan PLN Riau dengan melakukan pemadaman listrik tanpa ada jeda waktu kapan berakhirnya sudah menciptakan keresahan warga kota Pekanbaru.

Sayrul bagian Hubungan Masyarakat (Humas) PLN Riau kepada gagasanriau.com Senin 26/8/2013 mengatakan bahwa pemadaman ini akan berlanjut karena adanya defisit daya.

"Kurangnya debit air di PLTA Koto Panjang kita defisit daya"ujarnya singkat. Alasan yang disampaikannya bukan hal yang baru setiap terjadi pemadaman hal tersebut selalu menjadi senjata bagi PLN Riau untuk menutupi kesalahan.

Sayrul juga tidak bisa memastikan kapan kondisi listrik ini akan normal"kita gak tahu juga pak, yang pasti jika debit air di Koto Panjang normal Insya Allah pemadaman tidak ada lagi"katanya lagi.

Sementara itu dengan pemadaman listrik ini PLN Riau tidak menyadari bahwa meresahkan kondisi sosial kehidupan warga kota Pekanbaru. Umpatan dan caci- maki tersampaikan ke publik melalui jejaring sosial (facebook, twitter) dan di warung-warung bahkan ditempat lingkungan kerja.

Agung 26 tahun pemilik usaha kecil menengah di jalan Teratai kepada gagasanriau.com mengkritisi bahwa tindakan PLN Riau ini sudah terjadi pelanggaran mendasar dalam hubungan kontrak kerja antara PLN sebagai perusahaan jasa penyedia energi dengan masyarakat luas sebagai konsumen.

Karena menurut Agung PLN tidak memberikan pelayanan baik bahkan sesuka hati saja memberikan alasan yang sesungguhnya tidak masuk dalam kategori force majeure (batalnya kontrak kerjasama yang disebabkan bencana alam,dan kerusuhan sosial)

Namun disisi lain menurut Agung lagi PLN tetap melakukan pemaksaan untuk mengambil haknya kepada konsumen dengan tagihan membengkak tanpa ada pengaruh terhadap pemadaman tersebut.

Aksi pemadaman bergilir ini selain membuat keresahan bagi warga kota Pekanbaru juga mempengaruhi kondisi perekonomian daerah, besarnya ongkos produksi dengan mengeluarkan biaya tambahan untuk penggunaan listrik diesel yang memakai bahan bakar minyak.

Yang paling terasa dampaknya adalah Usaha Kecil Menengah (UKm) karena keterbatasan modal untuk memilik generator set untuk daya listrik tambahan praktis hanya menggunakan pasokan listrik dari PLN. Hingga laju produksi bagi pelaku UKm otomatis akan terhenti.

Hal ini jika tak segera disikapi pemerintah daerah, Pemko maupun Pemprov Riau di khawatirkan akan menjadi pemicu terjadinya amuk publik karena kehilangan kesabaran dengan sikap semua pembuat kebijakan yang tidak bertindak dalam melindungi hak warganya.

Ady Kuswanto


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar