Sampel Organ Anak Gajah di PKG Sebanga Dibawa ke Laboratorium

Selasa, 25 November 2025 | 06:19:25 WIB

GAGASANRIAU.COM, BENGKALIS - Balai Besar KSDA Riau mengirim sampel organ bayi gajah Sumatra bernama Laila ke laboratorium untuk memastikan penyebab kematiannya.

Anak gajah betina berusia 1 tahun 6 bulan itu ditemukan mati pada Sabtu (22/11/2025) di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Sebanga, Kabupaten Bengkalis.

“Untuk memastikan penyebab kematian, Tim dokter hewan BBKSDA Riau melakukan nekropsi untuk melihat perubahan yang terjadi pada organ-organ vital. Dan beberapa bagian organnya dikirim ke laboratorium untuk diuji,” kata Kepala Balai Besar KSDA Riau, Supartono, Senin (24/11).

Sebagai informasi, Laila merupakan anak gajah hasil kelahiran alami pada 6 April 2024 dari induk bernama Puja dan pejantan Sarma. 

Sejak lahir, Laila sebut Supartono, menjadi salah satu gajah muda yang dipantau ketat oleh tim medis dan mahout PKG Sebanga. 

Diceritakannya, kondisi Laila mulai menunjukkan penurunan pada 20 November 2025. Saat itu, Laila terlihat kurang aktif, namun nafsu makan dan minumnya masih normal. 

“Kami langsung menurunkan tim medis untuk pemeriksaan,” ujarnya.

Dari hasil pemeriksaan awal menunjukkan suhu tubuh Laila masih berada dalam batas normal. Sehingga, tim dokter hewan kemudian memberikan cairan infus, obat-obatan, serta melakukan pemantauan intensif setiap dua jam.

Pada 21 November malam, hingga pukul 22.00 WIB, terpantau Laila masih makan, minum, dan menyusu seperti biasa. Namun sekitar pukul 00.30 WIB, mahout mendengar Laila menjerit. 

Saat dicek, Laila masih berdiri dan aktif bergerak. Setengah jam kemudian, jeritan kembali terdengar. Laila ditemukan dalam posisi berbaring, namun berhasil bangkit kembali setelah mendapat penanganan dan kembali menyusu.

“Kondisi kritis itu berlanjut hingga dini hari. Sekitar pukul 05.00 WIB Laila masih sempat bersuara. Namun pada pukul 05.30 WIB, dalam kondisi terbaring, Laila dinyatakan mati,” kata Supartono.

Untuk mengetahui penyebab pasti, tim dokter hewan BBKSDA Riau langsung melakukan nekropsi guna memeriksa perubahan pada organ-organ vital. Sampel jaringan kemudian diambil dan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut.

Supartono mengatakan hasil pemeriksaan laboratorium akan diumumkan setelah seluruh proses analisis selesai.

“Ini prosedur standar agar kami mendapatkan kepastian penyebab kematian, sehingga langkah pencegahan dapat diterapkan ke depannya,” ujar Supartono.(*)

Tags

Terkini