Meskipun Miliki Lahan Luas Dan Ada Program OPRM Riau Masih Butuh 3.500 Ton Beras Impor

Jumat, 04 Juli 2014 - 03:51:28 wib | Dibaca: 1914 kali 

Gagasanriau.com Pekanbaru-Provinsi Riau yang memiliki lahan yang luas serta subur serta adanya program Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) tidak menjamin kebutuhan akan beras teratasi kebutuhan berasnya pasalnya Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Riau dan Kepulauan Riau membutuhkan 3.500 ton beras impor maupun beras lokal untuk menjaga kecukupan cadangan pangan komoditas strategis itu. "Kita akan datangkan beras dari Vietnam dan beras lokal dari Makassar untuk memperkuat stok," kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Riau dan Kepri Riskan Nasution di Pekanbaru, Kamis (3/7/2014) (Antarariau). Beras Bulog selain digunakan untuk keperluan instansi tertentu juga digunakan untuk keperluan operasi pasar serta beras bagi keluarga miskin (Raskin). Ia menyatakan, ketergantungan akan beras dari luar Riau dan Kepulauan Riau disebabkan oleh panen yang tidak serentak dan keterbatasan stok beras di dua provinsi itu. "Saat ini realisasi beras kita mencapai 1.700 ton atau masih 37,16 persen, rencananya kita akan mendatangkan beras dari Makasar sebanyak 3.000 ton dan mengimpor beras dari Taiwan sebanyak 4.000 ton untuk menjaga ketersediaan beras dan target di 2014," katanya. Riskan menambahkan, stok beras saat ini mencapai 14.700 ton cukup untuk kebutuhan tiga bulan kedepan. Untuk Provinsi Riau, sumber beras berasal dari daerah Kuala Kampar dan Bunga Raya Kabupaten Bengkalis serta Kabupaten Tembilahan. Beras yang dihasilkan rata rata tidak lebih dari 100 ton tiap daerah tersebut. Kondisinya juga sama dengan di Kepulauan Riau yang hanya menggandalkan beras dari Kabupaten Taremnpa. Untuk itu perlu mendatangkan beras dari Makasar dan Vietnam "Untuk Provinsi Riau, sumber beras hanya dari tiga daerah tersebut, itu pun panen tidak serentak seperti di Bunga Raya Bengkalis yang baru akan panen pada Agustus 2014. Beras yang dihasilkan tiap daerah juga tidak lebih dari rata rata 100 ton per tahun.   Kondisi ini juga hampir sama dengan di Kepulauan Riau yang hanya bersumber pada beras di Kabupaten Tarempa," jelasnya. Menurutnya, kondisi ini disebabkan oleh alih fungsi lahan pertanian ke perkebunan dari produksi padi berubah menjadi sawit. Aluh fungsi ini mempengaruhi kapasitas penyediaan pangan di daerah. "Kondisi demikian kita temukan di beberapa wilayah di Riau, seperti di daerah Rimba Melintang, Kabupaten Rokan Hilir, akibat alih fungsi ini lahan pertanian hanya tersisa 20 persen dan berdampak pada mahalnya harga beras mencapai Rp9.000 per kilogram," ungkap Riskan. Lebih lanjut Riskan menjelaskan, sesuai dengan Inpres Nomor 3 tahun 2012 Tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras, Bulog membeli harga gabah kering giling masih di harga Rp4.200 per kilogram dan harga beras Rp6.600 per kilogram . Pada tahun 2013, target pengadaan beras sebanyak 3.500 ton namun realisasinya mencapai 3.080 ton. Untuk menampung ketersediaan beras, Bulog memiliki 19 gudang dengan daya tampung 37.800 ton. Gudang itu tersebar di Riau dan Kepulauan Riau dan khusus di Pekanbaru ada dua gudang. Editor Sugianto

Loading...
BERITA LAINNYA