PETI Kembali Marak, Warga Pangean Kuansing Resah

Jumat, 12 Desember 2014 - 08:22:26 wib | Dibaca: 1887 kali 

Gagasanriau.com Kuansing–Warga resah, karena Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) kembali seperti yang terjadi di wilayah Kabupaten Kuantan Singingi, Kecamatan Pangean, tepatnya di Desa Pulau Kumpai, Pulau Rengas, Padang Kunyit dan Sukaping.

Selain merusak lingkungan akibat limbah penambangan penambang juga meresahkan karena mengakibatkan polusi suara, pasalnya suara mesin penyedot bermerk Dompeng yang digunakan para penambang emas membuat bising hingga mengganggu aktifitas belajar-mengajar di sekolah yang berada di beberapa desa tersebut.

Yasmin adalah salah seorang warga Desa Sukaping yang anaknya tengah melaksanakan studi di pendidikan anak usia dini (PAUD) mengatakan aktifitas penambangan telah membuat polusi suara, aktifitas belajar sekolah anaknya.

"Aktifitas penambangan emas sangat mengganggu, suaranya keras, sehingga guru-guru juga harus bersuara keras untuk mengajar muridnya"katanya Rabu (12/12/2014)

Aktivitas PETI di Pulau Rengas dan sekitarnya dilakukan di tengah-tengah pemukiman warga pada pagi hingga sore hari. Anehnya, polisi yang hampir setiap saat mondar-mandir di wilayah ini hanya terpaku menyaksikan aktivitas ilegal mencemari lingkungan tersebut.

"Memang tak mau polisi menertibkan PETI di wilayah ini. Buktinya, saya lihat waktu itu polisi hanya 'cuek' melihat sejumlah pekerja melakukan penambangan." ujar Yasmin.

Ditegaskan Yasmin, karena sangat meresahkan, apalagi mengganggu proses belajar mengajar di sekolah, harapnya, polisi harusnya menindak tegas para pelaku tambang ilegal ini.

"Setiap hari kami mengalami kondisi seperti ini, sehingga tidak nyaman guru dan murid mengikuti belajar," katanya

Arikas adalah warga Pangean. Dirinya berharap kepada semua pihak terkait terutama kepolisian dan pemerintah Kabupaten Kuansing benar-benar serius mengatasi soal PETI ini.

"Kalau masalah untuk menyambung hidup, saya rasa tidak bisa menjadi pembenaran untuk aktifitas ini, karena jelas para pemilik modal bukanlah orang yang susah, sementara akibatnya ditanggung oleh masyarakat banyak,"ujarnya kesal.

Zulkifli


Loading...
BERITA LAINNYA