Asisten II Setda Inhil Buka Rakor Dewan Ketahanan Pangan

Rabu, 31 Desember 2014 - 13:19:32 wib | Dibaca: 1838 kali 

Gagasanriau.com Tembilahan-Bupati Indragiri Hilir yang diwakili Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Inhil, Fauzan Hamid membuka rapat koordinasi (Rakor) Dewan Ketahanan Pangan se-Kabupaten Inhil yang ditaja oleh Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Inhil (30/12/2014). Acara tersebut dilaksanakan di lantai 5 kantor Bupati Inhil. Hadir pula Badan Ketahanan Pangan (BKP) Propinsi Riau yang di wakili Ir. Darmansyah, Kabag BP2KP serta pejabat eselon di lingkungan PEMKAB Inhil.

"Melalui forum ini saya ingin menegaskan bahwa pembangunan ketahanan pangan sudah menjadi komitmen dari pemerintah yang menetapkan ketahanan pangan sebagai prioritas pembangunan nasional," sebut Fauzan saat membuka kegiatan tersebut.

Sebagai tindak lanjut komitmen tersebut, Pemerintah Kabupaten Inhil melalui RPJMD telah meletakkan pembangunan ketahanan pangan sebagai prioritas pembangunan daerah.

Dalam Buku Kebijakan Umum Ketahanan Pangan (KUKP) 2010-2014, yang dikeluarkan Dewan Ketahanan Pangan Pusat, Presiden menyampaikan pesan bahwa ketahanan pangan merupakan isu yang penting bagi bangsa Indonesia dan menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional.

“Oleh karena itu saya menilai Rakor ini sangat strategis dalam rangka memantapkan pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Inhil khususnya sinergisitas pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan di tingkat kabupaten dan kecamatan.”ungkap Fauzan.

Ditambahkan Fauzan bahwa upaya pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat merupakan tugas yang tidak ringan, namun dengan kebersamaan, komitmen dan tekad segala tantangan akan dapat diatasi Fauzan juga menyampaikan bahwa masih banyak persoalan yang belum terselesaikan seperti laju pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan laju pertumbuhan produksi, tingginya alih fungsi lahan pertanian, keterbatasan dan kerusakan infrastruktur pertanian seperti jaringan irigasi dan jalan usaha tani serta akses jalan menuju daerah-daerah produksi.

"Perubahan iklim yang ekstrim dan degradasi Sumber Daya Alam dan lingkungan dapat menurunkan kapasitas produksi pangan. Kecilnya penguasaan lahan petani sehingga tidak memenuhi skala ekonomi. Budaya makan yang belum beragam, bergizi seimbang dan aman, sehingga menyebabkan masih tingginya ketergantungan terhadap beras."katanya.

Selanjutnya Fauzan menambahkan belum optimalnya pemanfaatan lahan pekarangan dalam mencukupi sumber protein dan vitamin untuk meningkatkan kualitas konsumsi dan gizi rumah tangga. Selain itu belum optimalnya pemberian insentif kepada petani turut mempengaruhi peningkatan produksi dan produktivitas hasil usaha tani.

Sentuhan terhadap penyuluhan saat ini juga dirasakan masih kurang. Hal ini terlihat dari metode dan materi penyuluhan yang belum mampu menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.

"Jumlah dan kualitas tenaga penyuluh belum memadai dan belum sesuai dengan perkembangan, tuntutan dan harapan petani. Belum optimalnya peranan Dewan Ketahanan Pangan sebagai wadah koordinasi perencanaan pembangunan ketahanan pangan," pungkasnya

Reporter Ragil Hadiwibowo

Loading...
BERITA LAINNYA