Puluhan Tahun Kebun Kelapa Rusak, Masyarakat Dusun Penyagu Menjerit

Jumat, 16 September 2016 - 19:46:27 wib | Dibaca: 2760 kali 
Puluhan Tahun Kebun Kelapa Rusak, Masyarakat Dusun Penyagu Menjerit

GagasanRiau.com, Tembilahan - Sangat menyedihkan keadaan masyarakat Dusun Penyagu, Desa Pulau Cawan, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Provinsi Riau. Pasalnya, perkebunan kelapa milik mereka sudah puluhan tahun alami kerusakan parah.

Kerusakan kebun kelapa yang diperkirakan lebih puluhan hektare tersebut berdampak ke perekonomian masyarakat, mereka menjerit untuk menghidupi keluarga.

Dari penuturan salah satu warga setempat, Dinras (54), kebun kelapa tersebut adalah peninggalan datuk moyang mereka yang sudah berumur ratusan tahun. Dan kini, kebun tersebut tidak mampu menutupi perekonomian mereka.

"Kebun ini sudah ratusan tahun umurnya, dan ini merupakan masih  peninggalan datuk moyang kami, merekalah yang menanam," ungkapnya kepada GagasanRiau.com saat diwawancarai, Jum'at (16/9/2016).

Dikatakannya lagi, kebun kelapa tersebut mulai rusaknya pada tahun 1987 dan sampai saat ini, dampak yang dirasakan rusak yang sangat parah diperkirakan sudah ada jalan 20 tahun, dan sekarang sudah tidak bisa dipanen.

"Sebagian masih ada juga yang bisa dipanen, tapi tidak mampu lagi menutupi perekonomian masyarakat," terangnya.

Kendati demikian, untuk menutupi perekonomian dan menghidupi anak dan istri, masyarakat terpaksa mencari penghasilan yang lain, seperti menjaring ikan, membuat kayu bakar dan yang lainnya.

Dinras berharap kepada Pemerintah Daerah Inhil yang dipimpin oleh HM Wardan bisa mengupayakan penyelamatan kebun kelapa masyarakat. "Kita sangat berharap kepada pak Bupati yang menyempatkan hadir di dusun kami. Semoga pak Bupati bisa melakukan penyelamatan kebun kami," harapnya.

Sementara itu, Bupati Inhil HM Wardan langsung meninjau kebun masyarakat setempat yang memang sudah rusak parah. Dikatan Wardan, rusaknya perkebunan masyarakat tersebut di akibatkan air laut yang naik kepermukaan perkebunan masyarakat.

"Ini terjadi intrusi air laut, air ini terasa asin sehingga kebun masyarakat yang berukuran ratusan hektare untuk saat ini sangat rusak parah. Kita dari pemerintah akan mengupayakan perbaikan, sebab pemerintah saat ini mempunyai program penyelamatan kebun masyarakat,"

Dikatakan Wardan lagi, untuk saat ini memang belum ada dilakukan upaya reflenting untuk perkebunan masyarakat setempat.

"Beberapa tahun ini kita memprogramkan penyelamatan perkebunan masyarakat dengan program trio tata air, membuat tanggul, serta menanam bibit magrove, dan itu sangatlah mahal biayanya, kalau menggunakan anggaran APBD kemungkinan pemerintah tidak mampu dengan melakukan pembangunan tanggul yang sangat luas. Maka dari itu saya selalu mengundang kepada teman-teman investor agar bisa bekerja sama dangan pemerintah dalam melakukan penyelamatan perkebunan masyarakat," ungkap Wardan dengan wajah yang sangat sedih melihat apa yang dialami oleh masyarakat setempat.

Dalam kunjungan tersebut Bupati langsung mendatangkan Prof.Dr.Aras Mulyadi.M.Se Rektor Universitas Riau (Unri) yang langsung menawarkan konsep perbaikan perkebunan masyarakat.

"Kedatangan kita ke sini memang langsung meninjau perkebunan masyarakat, kalau sama-sama kita lihat memang sangat rusak parah. Untuk perbaikan perkebunan masyarakat saat ini memang harus dilakukan perbaikan lingkungan, baik itu penanaman pohon magrove, pembuatan tanggul, serta trio tata air. Jika ini sudah terlaksana, maka akan mencegah intrusi air laut," katanya.

Setelah itu, baru dilakukan peremajaan atau penanaman kembali yang harus menjadi perioritas Pemerintah untuk membantu masyarakat.

"Kalau sudah dua sisi tadi, artinya harus reflenting. Nah inilah konsep perbaikan perkebunan masyarakat ini," katanya.**

Reporter : Daud M Nur


Loading...
BERITA LAINNYA