GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Riau diduga bukan terbakar, namun sengaja dibakar. Dan setiap musim kemarau hal tersebut terus terjadi, oknum pribadi atau pihak perusahaan membakar hutan dan lahannya lantaran cara paling ekonomis membuka lahan dengan cara dibakar.
Hutan dan lahan yang sudah dibakar itu, nantinya akan berubaha bentuk menjadi perkebunan sawit atau tanaman kayu akasia dan dimiliki oleh kooporasi dan cukong-cukong besar.
Demikian disampaikan organisasi Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) kepada
Gagasan, Senin malam (16/9/2019). Hal tersebut berdasarkan temuan mereka selama 17 tahun dan terjadi berulang-ulang.
"Usai kebakaran dominan lahan bekas dibakar dibersihkan lalu ditanami akasia-ekaliptus maupun sawit. Presiden Jokowi harus melakukan tindakan tegas dan serius,” kata Made Ali Koordinator Jikalahari.
Untuk itu, kata Made, Jikalahari mendesak Jokowi memerintahkan Menteri, Kapolri, OJK dan Perbankan, BRG, BNPB, BMKG Gubernur dan Bupati, menghentikan polusi asap dampak kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di kawasan hutan maupun non kawasan.
"Termasuk yang bergambut maupun mineral terutama lahan yang dikuasai korporasi Hutan Tanaman Industri dan perkebunan sawit" ujar dia.
Untuk persoalaan kabut asa ini, menurut Made pihaknya menyarankan solusi agar Presiden Jokowi memerintahkan agar Menteri Kesehatan menyediakan masker N95, posko khusus yang menyediakan oksigen dan oksigen portable, obat-obatan termasuk ruang khusus untuk evakuasi.
Dan kedua, Badan Penanggulangan Bencana Propinsi dan Daerah segera menyiapkan tempat evakuasi dan posko-posko informasi agar warga dapat melakukan tindakan evakuasi. Termasuk melakukan pemadaman berupa hujan buatan.
Kemudian yang ketiga, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi informasi terus menerus perkembangan hotspot, ISPU hingga lokasi yang lahannya terbakar maupun dibakar dan memberi peringatan dini kepada warga agar dapat segera mengambil keputusan.
Dan ke empat, Gubernur dan Bupati/Walikota se Riau membuka posko-posko darurat asap yang berisi pelayanan kesehatan gratis bagi warga terdampak asap.
"Pemberian masker N95, oksigen dan oksigen portable, obat-obatan dan ruang khusus untuk evakuasi dan menyediakan rumah sakit paru di 12 kabupaten kota. Termasuk meliburkan tempat-tempat sekolah maupun kampus" papar dia.