Di tengah pandemi covid 19 sudah banyak aturan-aturan dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka memutus mara rantai penyebaran dari virus.
Salah satu aturan yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo yakni
Work From Home (WFH). Namun, banyak warga yang masih mengabaikan seruan ini dan memilih untuk tetap bekerja diluar.
Salah satu nya pedagang kaki lima yang masih dilema dengan seruan pemerintah agar masyarakat menerapkan WFH atau kerja jarak jauh dengan bantuan teknologi telekomunikasi.
Sebagian besar warga Indonesia mungkin akan marah ketika melihat pedagang kaki lima yang masih jualan karena mereka dapat menyebar virus corona, karena aktivitas pedagang masih berada diluar rumah.
WFH bukanlah pilihan terbaik bagi pedagang kaki lima karena hidup dan matinya bergantung pada dagangannya, apabila mereka tidak jualan maka mereka tidak akan dapat uang dan tidak dapat menjalani hidup.
Pemerintah tidak melarang para pedagang untuk buka warung atau toko nya selama pandemi Covid 19, namun pemerintah hanya melarang untuk menikmati atau memakan makanan di dalam secara bersama.
Walaupun para pedagang tetap berjualan, sayangnya penghasilan mereka turun drastis yang biasanya dapat mencukupi segala kebutuhan sekarang hanya cukup untuk makan saja bahkan lebih sering rugi karena tidak ada nya pelanggan.
Inilah dilema yang akhir akhir ini didapatkan pedagang " jualan rugi, tidak jualan mati ". Berbeda dengan PNS / Pegawai Pemerintahan yang tetap digaji penuh walau hanya bekerja dari rumah.
Pemerintah harus lebih memperhatikan warga yang tidak bisa WFH, dengan memberi kebijakan yang dapat saling menguntungkan satu sama lain atau memberi bantuan agar mereka tetap bisa hidup walau tetap dirumah.
Penulis:
Suci Pertiwi (
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau)