GAGASANRIAU.COM, KUINDRA - Aksi penanaman mangrove di pantai Terumbu Mabloe, Desa Sungai Bela, Kecamatan Kuala Indragiri (Kuindra) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau sangat baik dilaksanakan.
Apresiasi itu disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tembilahan, Ahmad Fauzi. Ia mengetakan aksi peduli lingkungan itu upaya menyelamatkan kerusakan kebun rakyat.
"Kami pengurus HMI Cabang Tembilahan sangat mengapresiasi aksi penanaman mangrove ini dalam rangka menata kembali hutan mangrove sebagai pondasi bibir pantai," kata Fauzi, Rabu (27/7/2022).
Baca Juga: Hari Mangrove Sedunia, Hasanuddin: Selamatkan Bumi dan Kemanusiaan
Dimana saat ini, kata Fauzi, lahan perkebunan masyarakat sudah banyak yang rusak akibat digenangi air laut yang berawal dari abrasi pantai dan intrusi air laut. Bencana itu ulah para perusak lingkungan dan penebang pohon bakau secara liar.
Maka dari itu, Fauzi bersama pengurus HMI Cabang Tembilahan ikut serta menanam mangrove tersebut di Pantai Terumbu Mabloe yang diprakarsai oleh Jikalahari dan BDPN serta mengandeng Ikatan Keluarga Duanu Riau (IKDR). Keikutsertaan itu dalam rangka merayakan Hari Mangrove Sedunia 26 Juli 2022.
"Keikutsertaan kita ini sebagai sumbangsih kita sebagai pemuda peduli akan lingkungan. Serta upaya menyelamatkan nasib para petani," papar Fauzi.
Baca Juga: Tanam Mangrove, Merawat Benteng Terakhir Ekosistem Pesisir Inhil
Kerusakan lingkungan jangan dibiarkan. Saat ini, kata Fauzi, telah nampak perubahan iklim, ditandai tingginya permukaan air, abrasi dan intrusi air laut yang menyebabkan matinya ribuan hektare perkebunan kelapa rakyat di Desa Tanjung Pasir, Desa kualat Selat, dan desa lainnya.
"Masyarakat petani menjerit kebun mereka tidak produktif lagi akibat terendam air asin. Kemana mereka akan mengadu selain kepada pemerintah," sebutnya.
Jika kebun petani rusak, maka ekonomi masyarakat akan semakin sulit yang akan berujung kepada tingginya angka kemiskinan di Inhil ini. Apalagi masyarakat Inhil hampir seluruhnya hidup dari hasil kebun kelapa bulat, kelapa sawit, serta hasil perikanan.
"Umpama biota laut punah, kebun rakyat rusak, bagaimana dengan nasib para nelayan dan petani bisa cari makan untuk hidup. Maka kepedulian tentang menjaga kelestarian hutan mangrove sangat penting," terangnya.
Maka dari itu, Fauzi berharap perlu langkah cepat dan nyata dari Pemerintah Daerah agar selogan Negeri Hamparan Kelapa Dunia ini tidak terpeleset menjadi Negeri Hamparan Kelapa Rusak. Artinya reboisasi hutan mangrove harus digalakkan.
"Pemerintah harus bersinergi dengan penggiat lingkungan agar reboisasi dan restorasi hutan mangrove terlaksana dengan baik," tegasnya.
Untuk diketahui, aksi penanaman mangrove pada 26 Juli 2022 kemaren dihadiri Bupati Inhil HM Wardan, Wakil Ketua DPRD Inhil Andi Rusli, Dandim 0314/Inhil, Kapolres Inhil, Kepala OPD terkait, Ketua IKDR, Camat Kuindra beserta unsur Forkopincam, Koordinator Jikalahari dan BPDN, Kepala UPT KPH Mandah, Kepala Desa Sungai Bela, dan Insan Pers.