gagasanriau.com ,Pekanbaru-Sejumlah fraksi DPRD Riau memprotes keras penyertaan modal kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sejumlah Rp 500 Miliar lebih karena hanya merugikan keuangan daerah. "BUMD yang ada jangankan memberikan laba atau deviden, untuk balik modal saja tidak bisa, namun dalam RAPBD malah diberikan lagi penyertaan modal tanpa melalui Perda," kata Gumpita dari Fraksi Golkar di Pekanbaru, Minggu (22/12/2013). Dari sembilan BUMD yang ada menurutnya hanya Bank Riau Kepri yang memberikan deviden cukup besar yakni Rp 100 Miliar. Sedangkan yang lainnya jika digabungkan deviden yang diberikan tak sampai Rp 100 Miliar. Senada dengan Golkar, dari Fraksi Gabungan Riki Hariansyah juga menyayangkan BUMD yang masih saja disubsidi dan menyusu pada APBD. Sedangkan dari Fraksi PAN Sesmaniar menyatakan penyertaan modal Rp 500 Miliar lebih itu sangatlah tidak tepat. Lebih lanjut dari Fraksi Demokrat Toni Hidayat meminta agar seluruh BUMD yang ada untuk diaudit keuangannnya. Sebab sampai saat ini kontribusi yang diberikan terhadap Pendapatan Asli Daerah sangat tidak signifikan. "Ada juga BUMD yang terlampau gemuk seperti PT PIR yang punya 21 unit usaha. Kami berharap agar ini disederhanakan," kata Toni Hidayat. Badan Anggaran DPRD Riau sebelumnya mengundang seluruh BUMD yang ada untuk mengkonfirmasi jumlah pendapatan yang bisa diberikan untuk Provinsi. Dari sembilan BUMD yang ada, hanya empat yang menghadiri konfirmasi tersebut. Bank Riau Kepri mengkonfirmasi Rp 100 Miliar, PT. Pengembangan Investasi Riau (PIR) Rp2,5 Miliar, PT. Permodalan Ekonomi Rakyat (PIR) memberikan Rp 5 Miliar, PT. Bumi Siak Pusako ditargetkan memberi Rp 50 Miliar, SPKR devidennya ke Riau Rp 750 juta, Korpri Rp 23,5 juta dan PT Asuransi Askrida Rp 394,9 juta. Yang belum jelas adalah PT. Sarana Pembangunan Riau (SPR) yang pada saat dikonfirmasi oleh DPRD belum bisa memutuskan jumlahnya. Sedangkan PT. Riau Petroleum tidak hadir pada konfirmasi tersebut. Sementara itu terdapat satu BUMD yang kemungkinan tidak memberikan deviden karena diputuskan Pailit oleh MA yakni PT. Riau Air Line (RAL).