Gagasanriau.com ,Jakarta-Ketua Kaukus Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sumaryati mengatakan DPR setuju jika iklan rokok tidak ada baik di elektronik, media dalam jaringan (daring), dan cetak.
"Lebih setuju tidak ada lagi iklan rokok, karena iklan yang ada sekarang itu pembodohan," ujar Sumaryati di Jakarta, Senin (10/2). Iklan rokok yang ditayangkan saat ini tidak sesuai dengan fakta yang ada. Iklan rokok menampilkan perokok sebagai sosok yang pemberani, macho, dan kuat. Padahal yang ada justru sebaliknya. Perokok menyebabkan impotensi, dan rentan terhadap berbagai penyakit kronis. "Kalaupun ada peringatan, hal itu hanya sekian detik. Menurut saya, ini pembodohan." Begitu juga mengenai gambar peringatan yang tertuang dalam Permenkes 28/2013, yang mana terdapat dua gambar yang tidak sesuai. Dalam Permenkes 28/2013 terdapat lima gambar peringatan yang harus ditampilkan yakni kanker mulut, kanker tenggorokan, paru-paru yang menghitam karena kanker, gambar orang merokok dengan asap membentuk tengkorak, dan gambar orang merokok dengan anak di dekatnya. Dalam lampiran Permenkes tersebut, terdapat dua gambar peringatan yang tidak sesuai yakni gambar orang merokok dengan asap membentuk tengkorak, dan gambar orang merokok dengan anak di dekatnya. "Kedua gambar tersebut, menampilkan bentuk rokok dan juga ada anak-anak," kata dia. Sumaryati meminta agar gambar peringatan dalam Permenkes tersebut direvisi. "Menkes bisa saja melakukan revisi terhadap gambar peringatan tersebut." Dia juga meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk bersikap mengenai iklan rokok tersebut. Ketua Bidang Isi Siaran KPI S Rahmat M Arifin mengatakan pihaknya belum bisa mengambil keputusan mengenai hal tersebut. "Tiga gambar yang ada terlalu menyeramkan, dikhawatirkan membuat masyarakat terganggu," ucap Rahmat. Berdasarkan Jurnal Kesehatan Amerika Serikat, Indonesia merupakan negara kedua dengan peringkat perokok pria terbanyak yang mencapai 52 juta jiwa.(Ant)