Daerah

Empat Ibu Hamil Ini, Melahirkan Di Pengungsian Gunung Sinabung

Gagasanriau.com ,Jakarta-Empat orang ibu hamil korban erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Tanah Karo, telah melahirkan dengan selamat di lokasi pengungsian di Desa Telagah, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

 

"Ada empat warga pengungsi yang melahirkan di posko pengungsian," kata Suranta Sitepu, Kordinator posko pengungsi Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingei, Rabu.

 

Suranta menjelaskan bahwa ke empat pengungsi asal Tanah Karo yang melahirkan itu terdiri dari Lista Boru Ginting, Nawati Boru Kacambi, Marina Boru Surbakti dan Maringi Boru Sitepu.

 

Selain yang melahirkan, sekarang ini terdata ada 15 warga pengungsi yang sedang hamil berat, yang juga siap untuk melahirkan di lokasi pengungsian bila kondisi Gunung Sinabung belum juga kembali normal, katanya.

 

Sementara itu berdasarkan data yang ada, sekarang ini pengungsi asal Tanah Karo yang berada di posko pengungsian Sei Bingei terdata 726 jiwa atau 225 kepala keluarga.

 

Mereka itu terdiri dari 387 laki-laki dan 339 orang perempuan yang berasal dari desa Kuta Rakyat, Kuta Gunggung, Kuta Mbelin, Kabayaken, kecamatan Naman Teran Kabupaten Tanah Karo, ungkapnya.

 

Dari 726 pengungsi yang ada itu terdapat juga anak balita 126 orang, anak usia 6-17 tahun sebanyak 166 orang, lansia 23 orang dan dewasa 410 orang.

 

Suranta Sitepu yang juga Kepala Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingei itu menambahkan bahwa sekarang ini ada 150 orang anak-anak yang mendapatkan pendidikan selama di lokasi pengungsian, agar mereka tidak ketinggalan pelajaran begitu kembali nantinya ke rumah mereka.

 

Para anak-anak itu mendapatkan pendidikan di sekolah dasar 99 orang, 31 orang anak sekolah menengah pertama dan 30 orang lagi mengenyam pendidikan di sekolah menengah atas yang ada di Sei Bingei.

 

"Pendidikan anak-anak pengungsi ini juga menjadi perhatian serius, agar mereka tetap tidak ketinggalan pelajarannya selama di pengungsian," ujarnya.

 

Bentuk perhatian yang diberikan pemerintah Langkat melalui Dinas Pendidikan dan Pengajaran berupa pemberian baju sekolah, sepatu, tas, maupun peralatan sekolah lainnya.

 

Selaku kordinator lapangan di lokasi pengungsian Suranta hanya berharap gunung Sinabung bisa kembali normal seperti biasa, agar masyarakat bisa cepat kembali ke kediamannya untuk melihat rumah, ladang, yang selama ini mereka tinggal, untuk kembali beraktifitas seperti biasa di desa mereka masing-masing.(Ant)

 


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar