Daerah

Cabe Impor Membunuh Petani Kecil, Kartel Dagang Siapakah?

Gagasanriau.com ,Jakarta-Tanah Indonesia terkenal subur, namun pemerintah ternyata lebih memilih melakukan kebijakan importasi untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Tidak hanya beras dan jagung, pemerintah ternyata juga doyan impor cabe.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip, Rabu (19/2) selama tahun 2013 impor cabe terdiri dari tigas jenis yakni cabe segar-dingin, cabe kering-tumbuk, cabe awet sementara.

Impor cabe segar-dingin didatangkan dari dua negara yaitu Vietnam dan India. Impor dari Vietnam sebanyak 243 ton dengan nilai USD 230,8 ribu. Cabe dari India sendiri sebanyak 50 ton yang nilainya USD 137,5 ribu.

Sedangkan impor cabe kering -tumbuk didominasi oleh India sebanyak 15,2 ribu ton, nilai sebesar USD 17,7 juta. Kemudian disusul Cina sebesar 3,7 ribu ton dengan nilai USD 4,9 juta. Thailand 17 ton, nilainya USD 202 ribu. Jerman mencapai 113 ton nilainya mencapai USD 171 ribu. Impor dari negara Spanyol sebesar 50 ton dengan nilai mencapai USD 159. Untuk negara lainnya impor sebanyak 333 ton, nilai impor sebesar USD 513 ribu.

Sementara impor cabe awet sementara, selama tahun 2013 mencapai 3,3 ribu ton yang nilainya USD 3,5 juta. Impor terbanyak berasal Thailand mencapai 2,2 ribu ton, nilainya USD 2,1 juta.

Disusul impor dari Cina sebesar 889 ton dengan nilai USD 1 juta. Malaysia 198 ton nilai mencpai USD 365 ribu. Impor dari Turki sebesar 1,2 ton nilainya USD 3,8 ribu. Sedangkan impor dari Australia hanya 50 kilogram, nilainya USD 563.*Actual.co


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar