Indonesia Gawat! Kemampuan Bayar Utang Mendekati Krisis 97/98
Gagasanriau.com.Jakarta-Kemampuan bayar utang Indonesia dinilai sudah sangat membahayakan. Dengan debt service ratio (DSR) sebesar 52,77 persen, hampir mirip dengan kondisi menjelang krisis tahun 1997/1998. Demikian dikatakan Ketua Koalisi Anti Utang (KAU), Dani Setiawan.
"Bahaya. Sebenarnya sudah hampir mirip menjelang krisis 97/98. Jika kita bandingkan masa krisis 1997 sampai 1999 lalu, DSR sempat mengalami puncaknya sampai 75 persen pada tahun 1999," katanya Jumat (21/2).
Dia mengatakan angka DSR yang tinggi itu berarti kemampuan bayar utang rendah. Ini karena DSR merupakan indikator yang menunjukan likuiditas perekonomian
"DSR itu menunjukan seberapa besar likuiditas yg tersedia di dalam negeri untuk bayar utang dengan melihat neraca transaksi berjalannya. Semakin tinggi, berarti kemampuan bayar utang rendah," ucapnya.
Selain itu juga menjadi semacam petunjuk bahwa fundamental ekonomi Indonesia sangat rapuh. "Semua indikator2 tersebut(DSR, DTO, DSGR) dapat menjadi penilaian tentang seberapa besar tingkat beban utang dalam perekonomian sebuah negara dan indikator-indikator tersebu tidak sama untuk semua negara. Negara-negara maju atau dengan institusi ekonomi yang lebih baik, maka indikator kerentanan ekonomi akibat utang bisa lebih tinggi dari negara miskin dan berkembang," ucapnya.(actual.co)
Tulis Komentar