Daerah

Pembangunan PLTU Di Tenayan Raya Di Tolak Warga

Gagasanriau.com.Pekanbaru-Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kecamatan Tenayan Raya ternyata tidak semulus yang dibayangkan oleh PT. Perusahaan Listrik Negera (PT.PLN) pasalnya beragam penolakan warga dengan beragam cara dilakukan terkait percepatan pembangunan transmisi dari pembangkit listrik Teluk Lembu.

Manajer Unit Pelaksanaan Kontruksi Jaringan Sumatra II PT.PLN, Rianto, ketika ditemui, Kamis(27/2) mengatakan bahwa pihaknya mendapat hambatan dari masyarakat terkait pembebasan lahan yang dijadikan tapak tower untuk pembangunan jaringan transmisi sepanjang 8 kilometer.

"Kendala yang kita hadapi saat ini bermacam-macam. Mulai dari masyarakat yang tidak setuju dengan harga yang ditetapkan. Selain itu ada yang minta agar tanahnya dibabaskan semua. Dan yang lebih parah lagi masyarakat tidak setuju jika tanahnya dilewati jaringan,"ujarnya. Menurut Rianto,  dari 28 tapak tower, baru sekitar 20 yang dibebaskan. Sedangkan sisanya banyak menuai penolakan dari masyarakat selaku pemilik tanah. Padahal pambangunan akan  dijadwalkan pada bulan Mei atau Juni 2014 mendatang.

"Oleh sebab itu kita minta Pemerintah daerah dalam hal ini Walikota Pekanbaru untuk memfasilitasi kepada masyarakat. Sehingga pembangunan ini tidak terkendala dan selesai tepat pada waktunya,"terangnya.

Ketika ditanya terkait ganti rugi lahan Pemerintah yang untuk tapak tower tersebut, Rianto mengaku jika pihak PLN  akan membayar ganti rugi lahan yang terpakai sesuai dengan aturan yang berlaku.

Menanggapi hal tersebut,  Asisten I Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru M. Noer kepada Gagasanriau.com mengatakan ada dibeberapa titik di dua kelurahan yakni Kulim dan Rejosari yang mendapat kendala pembangunan tapak tower tersebut.

"Contohnya di Kelurahan Rejosari ini ada masyarakat yang minta semua tanahnya diganti rugi, ini bisa menjadi pertimbangan PLN. Namun yang parahnya lagi, diada masyarakat yang meminta ganti rugi lahan yang lewati sepanjang jaringan transmisi,"ungkapnya.

M. Noer menambahkan setelah selesai pembangunan jaringan transmisi, masyarakat bisa melakukan aktifitas seperti biasanya.  Pasalnya pembangunan tower-tower ini tidak berbahaya. Dimana ketinggina semula hanya 34 meter tetapi akan ditingkatkan menjadi 9 meter sampai dengan 15 meter lagi.

"Pembangunan tower ini tidak membuat efek yang negatif yang bagi masyakat. Disampi itu pembanguanan ini juga dalam rangka mengatasi krisis listrik yang terjadi di Pekanbaru,"tuntasnya.

Yanti


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar