Daerah

Intervensi Grup Sinar Mas, Di Tolak Tegas Oleh Satgas Asap Riau

Gagasanriau.com.Pekanbaru-Sikap kotor perusahaan Hutan Tanaman Industri grup Sinar Mas di Riau yang mengintervensi Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Darurat Asap Riau yang nyaris membuat upaya pemadaman lewat udara kembali gagal untuk padamkan kebakaran di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil di Provinsi Riau, Minggu.

Rapat perencanaan pemadaman kebakaran di Posko Tanggap Darurat di Pekanbaru sempat berlangsung alot mengenai kepastian apakah pemadaman udara menggunakan helikopter bantuan perusahaan Sinar Mas Forestry akan tetap berlangsung.

Perdebatan bermula ketika seorang pilot helikopter Sinar Mas bernama Sony menyatakan bahwa dirinya menolak terbang karena kondisi asap terlalu pekat.

"Dalam kondisi seperti ini tidak mungkin terbang karena sudah asap semua," katanya.

Pilot tersebut juga beralasan minimnya sumber air di lokasi pemadaman di Giam Siak Kecil dan area kebakaran sudah terlalu luas.

Ia mengatakan bahwa bom air dengan helikopter tidak akan berpengaruh karena api berada di lahan gambut dalam yang hanya bisa padam dengan hujan.

"Mau dijatuhkan bom air banyak sekalipun akan percuma," katanya.

Anehnya, argumen sang pilot yang berbicara hingga sekitar 30 menit juga "dibumbui" dengan pembelaan terhadap perusahaan Sinar Mas yang konsesi di dekap cagar biosfer turut terbakar. Bahkan, hingga rapat ditutup, beberapa orang perusahaan bergerak mendekati para pengambil keputusan bahwa upaya bom air akan percuma dan lebih baik diurungkan.

Komandan Satgas Tanggap Darurat Asap Riau Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto langsung mengambil alih komando dan menegaskan bahwa helikopter akan tetap berangkat.

"Kita tidak akan terpengaruh isu seperti itu. Kita tetap jalan terus," tegas Prihadi Agus kepada Antara.

Ia mengatakan bahwa operasi penjatuhan bom air akan dipadukan dengan aksi 180 prajurit TNI AD yang sudah berada di lokasi untuk pemadaman dari darat.

"Biar saja itu argumen mereka, itu hanya alibi perusahaan saja," katanya.

Direktur Bantuan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Harmensyah mengatakan bahwa segala upaya untuk pemadaman kebakaran harus ditempuh meski dalam kondisi tersulit sambil menunggu pesawat kapasitas besar tiba dari Jakarta pada tanggal 5 Maret.

Ia menilai keputusan untuk menggerakan helikopter bom air bersama pasukan darat di lokasi kebakaran yang sama merupakan cara efektif.

"Kalau menunggu kondisi normal, ya, sampai kapan bisanya? Kita harus jalan terus meski nanti cuma bisa maju 1 sentimeter sekalipun," kata Harmensyah.(Ant)


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar