Daerah

Krisis Pangan Mendera 221 Pengungsi Lahan Terbakar Riau

Gagasanriau.com.Pekanbaru-Setelah lahannya terbakar serta harus kehilangan tempat tinggal karena kebakaran lahan Sebanyak 65 KK atau 221 jiwa pengungsi dari RT 10 dan 11, Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, mengalami kesulitan makanan, bahan-bahan memasak dan peralatan kebutuhan sehari-hari serta air bersih setelah 2.000 hektare lahan perkebunan mereka terbakar.

"Kebakaran itu dimulai dari lahan warga yang berada di RT 9, kemudian meluas ke barat yang berada pada kawasan RT 9 dan 10. Akibat kebakaran tersebut, 65 KK warga RT 10 dan 11 mengungsi ke kawasan RT 9," kata Ketua RT 9, Sunarso, kepada Antara Riau, Kamis(6/3/2014).

Menurut Sunarso, kebakaran itu juga menghanguskan empat unit rumah penduduk dan satu unit MDA. Salah satu kebun kelapa sawit kelompok petani miskin masih terbakar dan membutuhkan pemadaman.

Selain itu, katanya, pengungsi kini hidup seadanya dan tidak bisa membawa kebutuhan hidup sehari-hari karena panik atas kasus kebakaran lahan itu.

"Kita berharap bantuan kemanusiaan khususnya makanan dan kebutuhan peralatan hidup sehari-hari, khususnya air yang bahkan kini terpaksa membeli dari pedagang air," katanya.

Ia menyebutkan dari 2.000 hektare lahan yang terbakar itu terdiri atas lahan masyarakat kebun karet, lahan kosong dan sagu, sedangkan lahan perusahaan yang terbakar adalah lahan akasia yang dikuasai oleh PT Satria Perkasa Agung (SPA).

Menurut Camat Bukit Batu, Fadlul Wajdi, pemerintah kecamatan telah berupaya memadamkan api. Dari tahun 2009, Masyarakat Peduli Api (MPA) telah terbentuk. Saat pemadaman api, kini mereka sangat berperan dalam pemadaman api.

Namun demikian, katanya, karena kondisi tanah yang kering tidak mengandung air itu cukup menyulitkan upaya pemadaman.

"Apalagi kanal-kanal yang telah ada di lahan masyarakat tidak ada aliran airnya karena ditutup oleh kanal yang dimiliki oleh Perusahaan HTI yang tergabung ke dalam Sinar Mas Forestry," katanya.

Atas kondisi ini, katanya lagi, pihaknya berharap dukungan Pemprov Riau agar kanal tersebut dibuka sehingga air dapat mengalir ke kanal milik masyarakat.(Antarariau)


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar