Daerah

Tak Sanggup Atasi Gelandangan Dan Pengemis, Dinsos Pekanbaru Minta Dibangunkan Panti Rehabilitasi

Gagasanriau.com, Pekanbaru-Minimnya kemampuan manajemen dan sumber daya manusia dilingkungan Dinas Sosial (Dinsos) Pemerintah Kota Pekanbaru, menyebabkan kinerja satuan kerja ini mengeluh dan menyerah ketika dihadapkan pada persoalaan sosial yang terus berkembangbiak seiring tingginya angka pengangguran dan sempitnya lapangan pekerjaan.

Pasalnya pihak Dinsos Pekanbaru ini terang-terangan mengaku kewalahan dalam mengatasi gelandangan dan pengemis yang belakangan jumlahnya terus bertambah di perempatan lampu merah dan pemukiman warga.

"Untuk mengatasi masalah itu diperlukan adanya panti rehabilitasi sebagai tempat pembinaan terhadap gelandangan," kata Kepala Bidang Rehabilitasi Dinsos Pemkot Pekanbaru Eli Farsyah, Jumat (25/4/2014).

Akhirnya, kata terakhir dalam kebuntuan dalam mengatasi persoalaan sosial tersebut, pihak Dinsos Pekanbaru mengajukan anggaran fisik berupa gedung rehabilitasi sebagai solusi yang menurut mereka dapat mengatasi persoalaan tersebut.

Operasi penertiban yang dilakukan oleh aparat Satpol PP setiap pekan, dijelaskan pihak Dinsos tidak ada tindak lanjut mengatasinya, melainkan jumlah mereka terus bertambah.

Pihaknya mengusulkan agar dibangun panti rehabilitasi agar gelandangan dan pengemis yang terjaring dapat dibina dengan memberikan pelatihan berupa pembekalan keterampilan.

Diharapkan gelandangan yang terjaring mendapatkan pelatihan dan mereka diharapkan hidup mendiri serta tidak mau lagi mengemis.

Eli mengatakan bila ada panti rehabilitasi tersebut, maka pihaknya akan lebih fokus untuk menangani gelandangan dan pengemis yang tertangkap dalam operasi penertiban.

Dia menambahkan gelandangan dan pengemis di Kota Pekanbaru mayoritas dari daerah lain yang sengaja untuk mencari uang di jalan maupun kawasan perumahan.

Namun keberadaan pengemis dan gelandangan itu katanya meresahkan warga penghuni kompleks perumahan karena kadang mereka tidak mau pergi sebelum pemilik rumah memberikan uang.

Editor Tata Haira

 


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar