Daerah

Pemerintah Lalai Mengatasi Krisis Listrik Di Riau

Gagasanriau.com Pekanbaru-Lalai dan tidak ada keseriusan pemerintah dan PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) untuk mengatasi dan segera mencari solusi krisis listrik bertahun-tahun membuat pelaku bisnis di Provinsi Riau daerah kaya minyak itu, menjadi geram dan kecewa.

"Rencana pembangunan pembangkit listrik di Pekanbaru prosesnya lama sekali belum ada kepastian kapan selesai, dan ini jadi preseden buruk untuk pelaku usaha dan calon investor dalam melihat iklim investasi di Riau," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Riau, Viator Butar-butar, kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu (14/5/2014).

Viator mengatakan hal tersebut terkait terus terjadinya krisis listrik dan pemadaman listrik bergilir di sejumlah daerah di Riau, terutama di Kota Pekanbaru. Viator menilai PLN dan pemerintah terkesan memberikan keistimewaan terhadap daerah di Jawa, khususnya Jakarta sebagai ibu kota negara, dalam memberikan prioritas pembangunan pembangkit listrik.

Menurut dia, sungguh ironis bahwa Riau dengan kekayaan minyak buminya dan kelapa sawit sebagai penyumbang devisa negara, ternyata kurang diperhatikan dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan.

"Seharusnya, rakyat punya hak yang sama untuk mendapatkan layanan listrik. Tapi justru daerah yang selama ini terus terjajah soal kekurangan daya listrik," kata Viator.

Ia menilai kondisi kelistrikan di Riau masih jauh dari kesempurnaan. Selama ini Riau hanya mengandalkan PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar. Pasokan listrik Riau sangat bergantung pada sistem interkoneksi koneksi dari Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

Sayangnya, lanjut Viator, ketika provinsi tetangga kekurangan daya, maka Riau sasaran utama untuk dikurangi pasokannya. Selain itu, PLN hingga kini juga terus beralasan pemadaman listrik pada musim kemarau akibat debit air di waduk PLTA Koto Kampar menurun. Kalau sudah demikian, PLTA hanya bisa menyalakan satu dari tiga turbin dan seringkali hanya untuk malam hari.

"Masalah yang sudah lama terjadi, kok tidak kunjung ada solusinya," keluh Viator.

Bahkan, ia menilai krisis listrik di Riau jauh lebih parah ketimbang pemadaman listrik di Jakarta yang terjadi baru-baru ini. Sedangkan, apa yang dirasakan di daerah seperti Riau kondisinya lebih parah karena kebutuhan listrik dengan daya pembangkit yang ada tidak seimbang.(Ant)


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar