Daerah

Bertahun-tahun Dirambah, Kemenhut Lalai Jaga TN Tesso Nilo

Gagasanriau.com Pekanbaru-Taman Nasional Tesso Nilo yang merupakan kawasan konservasi dataran rendah dan menjadi habitat asli bagi gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) berdasarkan estimasi organisasi lingkungan WWF terdapat sekitar 100 ekor di daerah tersebut.

Namun kenyataannya kehancuran dan kerusakan taman nasional tersebut tidak mampu dielakan akibat perambahan dan izin yang tumpang tindih perizinan dan kepemilikan,

Dimana kawasan itu memiliki tingkat keanekaragaman hayati sangat tinggi di mana ditemukan sekitar 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku untuk setiap hektare-nya.

Kementerian Kehutanan menetapkan Tesso Nilo sebagai kawasan konservasi Taman Nasional, yang sebelumnya merupakan hutan produksi terbatas, dengan luas mencapai 83.068 hektare (Ha). Sebagian besar kawasan itu berada di Kabupaten Pelalawan, sebagian kecil di Kabupaten Indragiri Hulu.

TN Tesso Nilo sempat mengalami perluasan dari tahap pertama berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor: SK.255/Menhut-II/2004 seluas 38.576 Ha, kemudian melalui SK Menteri Kehutanan Nomor: SK 663/Menhut-II/2009 ditambah sekitar 44.492 Ha.

Namun, kondisi TN Tesso Nilo makin memprihatinkan karena berdasarkan survei terakhir WWF pada 2011, kawasan hutan sudah berubah menjadi kebun kelapa sawit mencapai 15.714 ha. Pembalakan liar yang baru terjadi juga mengakibatkan 1.534 ha hutan gundul, dan 3.846 ha sudah tinggal semak belukar.

Sedangkan, alih fungsi menjadi kebun karet mencapai 328 ha dan penggunaan untuk fungsi lainnya seluas 34 ha.(Ant)


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar