Daerah

Chevron Harus Hengkang Dari Bumi Riau

[caption id="attachment_2108" align="alignleft" width="300"]Demo BEM Unri Demo BEM Unri[/caption]

gagasanriau.com- Nasionalisasi Migas harga mati bagi rakyat, karena sudah saatnya negara ini harus mandiri mengelola sumber daya alamnya secara berkeadilan demi terwujudnya rakyat yang adil dan sejahtera sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 33

Wacana untuk menasionalisasikan aset-aset asing yang mengeksploitasi seluruh Sumber Daya Alam di Indonesia semakin hari semakin menemukan bentuknya. Gerakan-gerakan massa mulai terjadi dimana-mana, Riau sebagai salah satu provinsi kaya akan sumber daya alam juga negeri yang terus terjajah oleh kekuasaan perusahaan asing mulai ikut menggeliat untuk melepaskan diri dari cengkeraman penghisapan perusahaan-perusahaan milik asing yang marak beroperasi selama berpuluh-puluh tahun.

Hari ini Selasa 7/5/2013 akses jalan menuju ke kawasan ladang minyak PT. Chevron Pacific Indonesia di Rumbai Pekanbaru sejak pagi ditutup oleh pihak security dan puluhan aparat kepolisian juga bersiaga di pintu masuk (gate).

Sekitar pukul 10.30 Wib Dua ratus mahasiswa berseragam jaket almamater Universitas Riau (Unri. red ) dengan menumpang tiga bus mulai memadati jalan lingkar didepan pintu masuk PT. CPI Rumbai, mereka adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM. red ) Unri yang sejak kemaren sore Senin 6/5/2013 memberi kabar akan melakukan aksi massa ke ladang minyak tersebut.

Massa aksi mulai membentangkan spanduk-spanduk serta bendera organisasi kampus mereka, dan Kordinator Lapangan Yopi Pranoto mulai melakukan orasi politik. Menurut BEM Unri masa kontrak minyak Blok Siak antara pemerintah dengan PT. CPI yang akan berakhir pada tanggal 27/11/2013 harus segera ditindak lanjuti oleh pemerintah untuk di nasionalisasi dan dikelola oleh negara.

Menurut data yang disampaikan oleh BEM Unri selama lebih dari 88 tahun PT. CPI mengeksploitasi minyak bumi di Riau tak memberikan kontribusi yang berarti bagi rakyat. Justru kemiskinan secara sistematis terjadi diseluruh pelosok kabupaten Riau. ada 4.058 bangunan sekolah yang rusak serta 2.830 anak-anak SMP putus sekolah ( Data Dinas Pendidikan Provinsi Riau).

Selain itu data BEM Unri juga menuliskan selain blok Siak yang terdiri dari Siak Blok dikabupaten Siak, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar, dan Bengkalis yang dikelola Chevron Incorporated dengan total luas 8.314 dan sekarang 2.480,47 km2. Ada juga South and Central Sumatera Block berlokasi dikabupaten Inragiri Hulu dan Kabupaten Pelelawan yang dikelola oleh PT. Medco E&P Indonesia luas areal 10.216km2 (original) dan 4.451,10 km2 (present size) yang akan berakhir kontraknya pada tanggal 27 Noember 2013.

Chevron Pacific Indonesia penyumbang 40% dari total produksi minyak nasional, lebih dari seperempat total produksi minyak perusahaan mencapai rata-rata 485.000 barel perhari pada tahun 2009, yang berpusat di ladang minyak Duri, kabupaten Bengkalis.

Berdasarkan data tahun 2009 Indonesia merupakan negara penghasil minyak terbesar dikawasan Asia Tenggara menghasilkan 300 juta barrel perhari serta  ada 9,4 miliar barrel cadangan minyak bumi plus 196 triliun kaki kubik cadangan gas yang tertanam di bumi pertiwi ini pada tahun 2007.

Namun ironisnya dengan kekayaan SDA yang luar biasa melimpah itu negeri harus mengimpor bahan bakar minyak (BBM) untuk kebutuhan pasokan energi didalam negeri, bahkan dengan menaikkan harga BBM adalah masih dianggap solusi bagi pemerintahan SBY-Boediono yang sudah dianggap kebijakan usang sejak dari zamannya presiden Soeharto. Kebijakan yang tidak populis ini dianggap sebagai solusi dalam mengatasi penghematan APBN oleh pemerintah namun rakyat tahu sesungguhnya ini adalah kebijakan asing yang menginginkan agar Indonesia meliberalisasikan pasar.

Fakta menarik juga disampaikan oleh BEM Unri dari data yang disampaikan kepada gagasanriau.com dimana PT. CPI yang juga selain telah mengeruk kekayaan SDA negeri ini juga terlibat dalam kasus korupsi yang menyebabkan kerugian negara sebesar Rp.200 miliar. Proyek fiktif yang bernama Bioremediasi yang saat ini masih di dalam proses hukum. Operasional proyek ini menggunakan uang negara sebesar 23,636 juta US Dolar atau senilai Rp. 200 miliar.

Mahasiswa Berhasil Duduki Chevron

Aksi BEM Unri yang semula hanya didepan pagar masuk PT.CPI namun pada jam 11.00 Wib massa mulai mendesak masuk kedalam lingkungan CPI dengan cara mendobrak pagar besi setinggi 3 meter secara serentak massa mulai masuk dan menduduki tepat didepan pintu security (Keamanan).

Massa dihadang oleh puluhan pihak keamanan perusahaan serta aparat kepolisian, ketika akan melakukan orasi massa sempat terprovokasi oleh ulah seorang polisi yang sengaja menantang peserta aksi untuk berkelahi, namun massa mahasiswa tidak memperdulikan sikap oknum polisi tersebut.

Mahasiswa masih tetap bertahan didalam lingkungan PT. CPI meski terus didesak aparat kepolisian untuk keluar dari pagar, bahkan salah seorang pihak kepolisian berpakaian sipil merampas dompet seorang mahasiswa dan mengobrak-abrik isi dompetnya alasannya untuk melihat identitas mahasiswa tersebut.

Dalam pernyataan sikapnya mahasiswa mendesak PT. Chevron Texaco Indonesia harus hengkang dari bumi lancang kuning, dan pemerintah harus segera menasionalisasi seluruh aset CPI untuk dikuasai oleh negara, dan menolak kenaikkan BBM.

Setelah berlangsung sekitar Dua jam lebih berorasi mahasiswa akhirnya membacakan pernyataan sikap dan membubarkan diri secara tertib. *Adit*


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar