Daerah

Staf Ahli Bupati Inhil Buka Penyuluhan Peningkatan Kesadaran Masyarakat

Gagasanriau.com Tembilahan-Staf Ahli Bupati Kabupaten Indragiro Hilir (Inhil) Sar'i membuka kegiatan sosialisasi penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang ditaja oleh Badan Kesbangpol Kabupaten setempat Selasa (9/12/2014).

Kegiatan yang digelar di Wisma Amnah Jalan Kembang Tembilahan ini bertemakan "Kita Jadikan Empat Pilar Kebangsaan Sebagai Sarana Memperkokoh Kehidupan Berbagngsa dan Bernegara" ini menghadirkan narasumber Dandim 0314 Inhil, Kaban Kesbangpol Linmas Propinsi Riau dengan diikuti 40 orang peserta terdiri dari, utusan Organisasi masyarakat, LSM dan Pelajar.

Sambutan Bupati Inhil yang di bacakan staff Ahli Bupati mengatakan Tingginya heterogenitas kepentingan masyarakat, baik dalam berorganisasi maupun bidang lainnya di Kabupaten Inhil harus diimbangi dengan sistem informasi dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tersebut.

"Permasalah muncul dan berdampak pada gesekan sosial, politik, ekonomi dan Ormas. Banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di Indonesia sudah sangat memperihatinkan." sebut Sar'i.

Bahkan, lanjutnya kembali, kekhawatiran itu menjadi semakin nyata ketika menjelajah pada apa yang di alami oleh setiap warga negara, yakni memudarnya wawasan kebangsaan, melupakan Pancasila sebagai Ideologi Bangsa, bahkan kehilangan nilai-nilai budaya yang selama ini menjadi kekuatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Yang lebih menyedihkan lagi adalah bilamana kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan kebangsaan yang akan mendorong terjadinya dis-orientasi dan perpecahan.

"Pandangan di atas sungguh wajar dan tidak mengada-ada. Krisis yang dialami oleh Indonesia ini menjadi sangat multi dimensional yang saling kait-mengait.

Krisis ekonomi yang tidak kunjung henti berdampak pada krisis sosial dan politik, yang pada perkembangannya justru menyulitkan upaya pemulihan ekonomi.

Konflik horizontal dan vertikal Yang terjadi dalam kehidupan sosial merupakan salah satu akibat dari semua krisis yang ada, yang tentu akan melahirkan ancaman dis-integrasi bangsa." katanya.

Lebih jauh ia mengatakan apalagi bila melihat bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural, seperti beragamnya suku, budaya daerah, agama, dan berbagai aspek politik lainnya, serta kondisi Geofrafis negara kepulauan yang terbesar.

Setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki wawasan kebangsaan dalam perasaan atau pikiran, paling tidak di dalam hati nuraninya. Dalam realitas, rasa kebangsaan itu seperti sesuatu yang dapat dirasakan tetapi sulit dipahami.

Namun ada getaran atau resonansi dalam pikiran, ketika rasa kebangsaan tersentuh. Rasa kebangsaan bisa timbul dan terpendam secara berbeda dari orang per-orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam kelompok yang berpotensi dahsyat luar biasa kekuatannya.

Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya.

Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia merupakan perekat yang mempersatukan dan memberi dasar keberadaan bangsa-bangsa di dunia.

Humas/Ragil Hadiwibowo


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar