Gagasanriau.com Pekanbaru - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru dinilai lalai dan ceroboh karena tidak mengawasi proses pembangunan gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) Madani dimana belum ditempati gedung tersebut banyak ditemukan kerusakan bahkan pondasinya ditemukan miring. Hal ini sangat berbahaya pasalnya dapat mengancam ratusan nyawa siswa dan pekerja di sekolah tersebut. Gedung yang dibangun menggunakan uang rakyat tersebut banyak ditemukan kejanggalan, diantaranya kemiringan pondasi dan berbagai kerusakan pembangunan lainnya.

Hal ini disampaikan Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Nofrizal MM yang dilansir oleh halloriau Jumat (29/5/2015). "Sekolah ini merupakan sarana untuk mendidik generasi bangsa, kami harap pembangunannya tetap menjaga kualitas dan juga pengawasannya harus maksimal. Jangan sampai kondisinya seperti gedung-gedung lainnya, baru selesai dibangun tahun pertama sudah banyak yang rusak," ungkap Nofrizal.

Nofrizal mengatakan saat peninjauan di lapangan Kamis (28/5/2015) lalu banyak ditemukan kerusakan pada gedung yang baru saja selesai dibangun itu, atas dasar itulah kalangan dewan tidak ingin hal itu kembali terjadi.

"SMP Madani ini salah satu ikonik Pekanbaru dan juga Provinsi Riau. Untuk itu pihak dari Dinas Pendidikan harus melakukan pengawasan secara terus menerus. Kami harap pihak kontraktor dapat bekerja dengan baik, kami juga siap untuk menganggarkan dana kembali untuk kelanjutan pembangunan jika berjalan sesuai apa yang diharapkan. Kalaupun ada rasionalisasi, kami akan berusaha untuk mempertahankan agar tidak ada rasionalisasi untuk pembangunan," kata Nofrizal.

Mengenai teknis pembangunan di lapangan, politisi PAN ini mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Dewan mempercayakan tentang pengawasan teknis pembangunan yang tentunya sudah mempunyai kompetisi dibidangnya.

"Kami akan melakukan pengawasan secara berkala, jika nantinya ditemukan kerusakan saat gedung belum lama selesai dan digunakan. Tentunya kami akan mengarahkan kepada pihak berwenang untuk melakukan pemeriksaan," tegas Nofrizal.

Editor Arif Wahyudi