Daerah

Kota Pekanbaru Paling Banyak Terjangkit Penyakit Kelamin

Gagasanriau.com Pekanbaru - Kota Pekanbaru paling terbanyak pengidap penyakit kelamin berjenis AIDS, dari 12 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Riau. Selain Kota Pekanbaru, juga terjadi terbanyak di Kota Bengkalis dan Kota Dumai. "Berdasarkan data dihimpun dari Januari-Mei 2015, kasus AIDS wanita tercatat 35 persen, pria 65 persen, sedangkan HIV pada wanita 31 persen dan pria sebesar 71 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril, yang dilansir oleh antarariau, Rabu (17/6/2015). Menurut dia, kasus tersebut ditemukan diperoleh melalui program tes sukarela pada pekerja seks komersial dan pasangan homo seksual. Kasus ini, kata Andra, ibarat fenomena gunung es, karena yang belum terjangkau atau bersedia untuk melakukan tes HIV masih banyak. "Namun demikian,  Riau sudah membentuk klinik (Voluntary Counseling Test) VCT sejak 2014 itu dan sudah menjangkau penderita HIV lebih awal, tidak lagi pada fase terminal," katanya. Ia menjelaskan, sejak tahun 2004 klinik VCT pertama kali dikelola RSUD Arifin Achmad itu, dan telah dibantu klinik VCT yang sama pada 12 kabupaten dan kota se-Riau yang telah memiliki klinik VCT. Keberadaan klinik tersebut,  telah membantu menjangkau penderita HIV lebih awal, dan mereka tidak lagi perlu datang pada fase terminal, sehingga petugas dapat menolong mereka agar dapat memperpanjang masa hidupnya. Oleh karena itu,  konseling testing sukarela yang benar dan berkelanjutan sangat dibutuhkan. Sementara itu, sudah ada 237 orang konselor yang berlatar belakang psikolog, dan ilmuwan, terapis, psikolog terapan yang profesional kalangan perawat, pekerja sosial dan dokter dan lainnya itu,  sudah tersebar pada 12 kabupaten dan kota se-Riau. Sedangkan kegiatan VCT adalah proses konseling pra testing, konseling post testing dan testing HIV secara sukarela yang bersifat "condential" dan secara lebih dini membantu orang mengetahui stastus HIV. Konseling ini memberikan pengetahuan tentang HIV dan manfaat testing, pengambilan keputusan untuk testing dan perecanaan atas issu HIV yang akan dihadapi. Konseling ini membantu seseorang untuk mengerti dan menerima status (HIV+)  dan merujuk pada layanan dukungan. "VCT merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan HIV," katanya. Editor Arif Wahyudi


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar