Daerah

Ketua TP PKK Bengkalis Ingatkan Pedagang di Sekolah tak Gunakan Bahan Berbahaya

Pedagang makanan di sekolah
Gagasanriau.com, BENGKALIS - Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Kabupaten Bengkalis Kasmarni Amril mengingatkan, kepada seluruh pedagang makanan dan minuman, tidak kecuali yang berjualan di sekolah-sekolah agar tidak menggunakan bahan pengawet dan dan zat-zat berbahaya.
 
Harapan itu disampaikan mantan Camat Pinggir ini usai berdialog dengan seorang pedagang yang biasa mangkal di Kompleks Pondok Pesanteren Hubbul Wathan, Duri, Kecamatan Mandau, Senin (9/5/2016).
 
Dialog itu dilakukan 'first lady' kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini di sela-sela mendampingi Bupati Bengkalis melakukan peninjauan Ujian Nasional tingkat Sekolah Menengah Pertama sederajat di Madrasah Tsanawiyah Hubbul Wattan.
 
"Penjual makanan yang ada di sekolah-sekolah di daerah ini kami ingatkan agar tidak menggunakan bahan pengawet maupun bahan berbahaya lainnya dalam makanan atau minuman yang dijual, seperti borax atau formalin. Karena bahan tersebut sangat tidak baik dan berbahaya bagi anak-anak serta dilarang untuk dikonsumsi," ujar Kasmarni.
 
Kekhwatiran istri Bupati Bengkalis tersebut mengingat di daerah lain kerap ada pemberitaan di media tentang pedagang yang menjajakan berbagai macam makanan dan minuman yang menggunakan bahan pengawet atau pewarna yang dilarang untuk dikonsumsi, misalnya borax dan formalin.
 
Selain merupakan pintu rezeki, katanya, menjual makanan untuk anak-anak sekolah itu merupakan amal ibadah. Misalnya, membantu orang tua siswa yang tidak sempat menyiapkan makanan atau minuman untuk dibawa anaknya ke sekolah.
 
"Tapi tolong jangan dinodai amal ibadah tersebut dengan godaan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dan mengorbankan kesehatan orang lain. Kalaupun harus menggunankan pengawet, gunakanlah bahan pengawet yang aman dan sebisa mungkin dari bahan yang alami," pintanya.
 
Selain itu, Kasmarni juga mengimbau kepada pihak sekolah agar selalu waspada dan ikut mengawasi pedagang yang biasa mangkal di sekolahnya masing-masing. Karena makanan dan minuman yang mengandung pengawet dan zat berbahaya, sangat berbahaya dan berdampak jangka bila dikonsumsi. Lebih-lebh oleh anak-anak.
 
"Awasi dan perhatikan dengan baik secara rutin setiap pedagang yang ada di lingkungan sekolah masing-masing. Kita takut ada yang 'nakal'. Contoh paling mudah, kalau makanan tidak dihinggapi lalat, berarti sudah diawetkan. Menggunakan pengawet yang berbahaya," ujar Kasmarni, seraya berharap para orang tua memberikan penjelasan serupa kepada anak-anaknya.***
 
 
 
 
 
Reporter: Mirzal Apriliando
 


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar