Hukum

Miliki SDA Berlimpah, Ternyata 360 Ribu Warga Riau Putus Sekolah

GagasanRiau.Com Pekanbaru - Riau terkenal akan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) berlimpah, sehingga kerap disebut sebagai negeri di atas minyak, di bawah minyak. Tapi ternyata kondisi tidak menjamin masyarakatnya mendapatkan pendidikan yang bagus.

Dalam catatan Dinas Pendidikan Provinsi Riau mencatat 360 ribu warga Riau saat ini mengalami putus sekolah. Mereka tersebar merata mulai dari tingkat SD hingga SMA.

"Besarnya jumlah warga Riau yang putus sekolah dikhawatirkan berpotensi menjadi calon pelaku atau 'bersaing' dengan bandar narkoba, dan sejumlah perilaku merusak lainnya karena terbatasnya kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan penghidupan yang layak," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, DR. Kamsol di Pekanbaru, Senin (1/8/2016).

Ia mengatakan itu seperti dilansir dari okezone.com, di sela kegiatan kuliah umum dan kursus singkat bagi 71 mahasiswa meliputi pembangunan karakter bagi mahasiswa penerima beasiswa Pemerintah Provinsi Riau dengan tema pentingnya 'soft skill' bagi pendidikan di Riau.

Menurut Kamsol, jika seorang saja dari warga yang menganggur tersebut sudah terlibat tindak kejahatan dan mempengaruhi sepuluh orang lainnya, lalu bayangkan sudah berapa banyak kerugian yang dialami Riau. Artinya, 360 ribu warga putus sekolah dikalikan 10 tentunya sudah mencapai 3,6 juta orang yang akan membuat masalah dan berperilaku merusak bagi lingkungannya itu akibat keterbatasan wawasan dan peluang kerja.

"Masalah ini tidak bisa diabaikan begitu saja sehingga hal ini perlu menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Riau dan semua pihak terlibat untuk mengajak mereka kembali untuk sekolah di jalur formal dan informal. Cari mereka di terminal-terminal, di pasar-pasar," katanya.

Pada kesempatan itu ia berharap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) bisa merangkul mereka untuk kembali sekolah, sebagai tugas mulia dan bakti mahasiwa dalam meningkatkan kualitas SDM Riau.

Kamsol juga menjelaskan, banyaknya warga yang putus sekolah untuk tingkat SLTA antara lain lebih akibat masalah sosial, ekonomi geografi daerah dan ketersediaan sarana sekolah. Sedangkan untuk tingkat SD-SMP lebih akibat masalah sosial karena orangtua mereka tidak menganggap penting sekolah itu dan lebih baik mencari uang setamat SMP.

"Untuk mengatasi persoalan terkait minimnya sarana pendidikan, antara lain pemerintah Riau perlu membangun kelas jauh," katanya.**/nda


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar