Lingkungan

Termasuk Riau, 6 Propinsi Nyatakan Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan

Foto Illustrasi

GagasanRiau.Com Jakarta - Sebanyak 6 provinsi, termasuk Riau, mengumumkan status siaga darurat dalam kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi tahun ini. Tetapi Status siaga darurat tidak akan ada imbas langsungnya ke masyarakat.

"Hanya administrasi kepemerintahan saja yaitu ada kemudahan akses menggunakan sumber daya. BNPB bisa memberikan bantuan ke pemda yang sudah menetapkan darurat seperti bantuan heli, pesawat, hujan buatan, dana siap pakai dan lainnya," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (26/8/2016).

6 Provinsi itu adalah Riau (7 Maret-30 November 2016), Sumatera Selatan (1 Maret-30 November 2016), Jambi (1 Juni-1 September 2016), Kalimantan Barat (1 Juni-1 September 2016), Kalimantan Tengah (11 Juni-14 Oktober 2016), dan Kalimantan Selatan (15 Agustus-15 November 2016).

"Gubernur Kalimantan Barat telah menyiapkan perpanjangan masa siaga darurat karhutla di Kalimantan Barat hingga November 2016," ujar Sutopo.

Terkait kebakaran di Kalbar itu, Kepala BNPB Willem Rampangilei menghadiri rapat koordinasi penanggulangan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan kantor Gubernur, Kalimantan Barat Kamis (25/8) kemarin. Gubernur mengatakan Provinsi Kalimantan Barat membutuhkan bantuan pemerintah pusat dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan.

Kepala BNPB mengajak segenap Kementerian/Lembaga, dunia usaha dan masyarakat, serta pemerintah daerah untuk menjaga lingkungannya agar tidak terbakar.

"Pencegahannya adalah mengidentifikasi daerah yang rawan kebakaran, meningkatkan sistem peringatan dini agar api yang masih kecil mudah dipadamkan, serta sosialisasi kepada masyarakat dan penegakan hukum," kata Willem seperti disampaikan Sutopo.

Sutopo menyebut pada tahun ini ada perubahan pola untuk hujan buatan yang dilakukan Tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Jika tahun lalu koordinasi langsung oleh Provinsi, karena keterbatasan sumber daya manusia. Tahun ini, TMC akan dikendalikan oleh pusat dan akan dialokasikan pada daerah yang membutuhkan untuk hujan buatan.

Serta sesuai arahan Presiden, pembuatan kanal bloking akan terus dilakukan bekerjasama dengan Badan Restorasi Gambut (BRG). "Posko dan Incident Commander agar selalu aktif dan beroperasi. Briefing setiap pagi, dan sore harinya melakukan evaluasi sehingga kita selalu waspada terhadap Karhutla" tegasnya.

Sementara operasi udara menyikapi status siaga darurat itu adalah dengan water bombing, Air Tractor Fix Wing dan TMC pesawat Cassa 212. Water Bombing menggunakan jenis pesawat Mi-8, Mi-71, Kamov, Sikorsy, Bell dan Bolco. Total semua dukungan udara adalah 17 pesawat/helikopter. Selain itu BNPB juga akan mendukung peralatan yang dibutuhkan untuk pemadaman api operasi darat.**/detik.com
 


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar