Setiap Tahun di Pekanbaru, Calon Siswa Baru Jadi Sapi Perahan Pihak Sekolah
GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pekanbaru mengindikasikan ada ajang bisnis setiap tahun yang dilakukan pihak sekolah setiap menghadapi penerimaan siswa baru di masing-masing sekolah. Dan mirisnya korbannya selalu orang tua murid karena terbebani dengan biaya besar untuk menuruti kehendak sekolah.
"Sekarang ini saya melihat antara sekolah satu dengan sekolah lainnya terjadi perbedaan harga yang mencolok. Sama-sama SMP tapi harga berbeda. Seperti ada main kucing-kucingan. Jangan sampai nanti anak-anak kita jadi korban ajang bisnis seragam disekolah," Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, H Marlis Kasim Minggu (30/7/2017).
Karena menurutnya, persoalan seragam sekolah ini kerap menjadi ajang bisnis tahunan dari sekolah. Bahkan, dia mencium ada aroma yang tidak beres seperti dugaan meraup keuntungan besar terkait kebijakan pengadaan seragam sekolah yang ada di Kota Pekanbaru tiap tahunnya.
Selain itu juga ia kecewa dengan kebijakan mahalnya seragam sekolah yang ada di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 1 Kota Pekanbaru. Menurutnya, biaya Rp2,2 juta tersebut dinilai sangat mahal dan tidak masuk akal.
Untuk itu ia menyarankan agar seragam sekolah ini jangan lagi dikoordinir oleh pihak sekolah. "Silahkan mereka (orang tua,red) membeli baju sendiri sesuai kemampuan," kata Marlis.
Dan dikatakan Marlis, hendaknya Walikota Firdaus MT juga harus turut memikirkan persoalaan yang selalu terjadi tiap tahun saat penerimaan siswa baru ini.
"Melalui perwako, sekolah ataupun komite sekolah jangan membatasi penjahit yang yang menawarkan pengadaan baju di sekolah. Dilelang saja dari harga termurah tapi berkualitas. Termasuk menentukan bahan dan spesifikasi," terangnya.
Dengan standar harga yang dibuat dalam bentuk perwako, ada rasa keadilan dari setiap sekolah dan pemerataan pendidikan sesuai dengan slogan sekolah murah dan berkualitas.
Baca Juga SMPN 1 Pekanbaru Pasang Tarif Rp2,2 Juta Untuk Seragam Sekolah
Diberitakan sebelumnya, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Pekanbaru memasang tarif Rp.2,2 juta untuk membayar 6 seragam. Uang tersebut sudah ditetapkan oleh pihak sekolah.
"SMP 1 sudah meminta uang baju seragam sekolah. Nilainya Rp2,2 juta. Katanya itu untuk 6 stel baju," ungkap wali murid, Fida, Kamis (27/07/17).
Dikatakannya, pungutan itu berlaku untuk semua siswa baru yang ada di SMP 1 Pekanbaru yang berjumlah kurang lebih 300 siswa dengan daya tampung sebanyak 7 kelas.
Diatas surat pernyataan pembuatan seragam sekolah dan sumbangan bulanan, SMP Negeri 1 menetapkan biaya tersebut Rp2,2 juta untuk pembuatan seragam sekolah tersebut. Ada sebanyak 15 item saat di ekspos di halaman pekarangan sekolah.
15 item tersebut tanpa menyebutkan bahan seragam dan contoh bahan yang dibuat. Sekolah hanya merincikan biaya yang ditimbulkan diantaranya seragam putih dongker nasional 1 set Rp300 ribu, seragam pramuka 1 set Rp300 ribu, seragam khusus batik SMPN 1 Rp250 ribu sebanyak 1 set, seragam batik nasional Riau sebanyak 1 set Rp250 ribu, seragam khusus melayu 1 set Rp250 ribu.
Seragam olahraga 1 set Rp185 ribu, dasi panjang 1 helai Rp35 ribu, kaos/baret Rp60 ribu, topi Rp35 ribu, kain sarung/songket Rp100 ribu, Rompi Rp100 ribu, jilbab/peci Rp85 ribu, kartu pelajar elektronik Rp50 ribu, buku kendali siswa Rp50 ribu dan Psikotes Rp150 ribu.
Dari data yang dihimpun di beberapa penjahit dan konveksi di Kota Pekanbaru, untuk pembuatan seragam SMP satu paket bernilai harga Rp850 ribu untuk 6 stel pakaian. Terdiri dari seragam nasional (putih/dongker), seragam pakaian melayu, seragam pramuka nasional, seragam batik SMP, seragam pakaian olahraga dan seragam batik biasa/umum.
Dari data yang diberikan sekolah, SMP Negeri 1 Pekanbaru memiliki 6 ruang kelas bagi siswa baru tahun ajaran 2017/2018. 6 ruang kelas itu memiliki nama khusus. Kelas Hang Jebat 40 siswa, kelas Hang Kasturi 40 siswa, Kelas Hang Lekir 40 siswa, Kelas Hang Nadim 40 siswa, Kelas Hang Tuah 40 siswa dan Kelas Tuanku Tambusai 36 siswa. Total ada 228 siswa baru tahun ajaran 2017/2018
Bila sekolah memungut biaya Rp2,2 juta per siswa dengan jumlah siswa baru sebanyak 228 siswa, total yakni Rp 501 juta lebih. Bila pembuatan seragam dengan bahan berkualitas yang sebenarnya Rp850 ribu ditambah jumlah siswa 288 orang, total Rp244 juta lebih. Artinya ada keuntungan Rp256 juta lebih yang dinikmati oleh oknum kepsek.
Editor Arif Wahyudi
Tulis Komentar