Riau

Guru SMPN 4 Pekanbaru Dilaporkan ke Polsek Limapuluh

Ortu Korban kekerasan di SMPN 4 Pekanbaru saat melakukan laporan polisi di Polsek 50 Pekanbaru
GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Kasus kekerasan terhadap pelajar kembali terjadi di Kota Pekanbaru. Namun, kali ini melibatkan oknum guru dengan korban muridnya. 
 
Kasus ini melibatkan oknum guru inisial De, merupakan guru Kesiswaan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 4, Jalan DR Sutomo, Kecamatan Limapuluh, Pekanbaru. 
 
Penanganan kasus ini, di proses Polsek Limapuluh. Dimana orang tua korban, sudah melaporkan nya, Ahad (17/11) pagi. 
 
Peristiwa kekerasan terhadap murid ini, kata Lauren (38) ibu korban inisial APH terjadi pada Rabu (13/11) sekitar pukul 13.30 WIB lalu. 
 
APH yang saat itu berada di kantin sekolah, membeli jajanan langsung di hampiri De. Selanjutnya langsung menampar wajah korban. 
 
"Anak saya langsung di tampar, padahal sebelumnya masalahnya sudah selesai,'' ungkap Lauren. 
 
Lauren yang mendapat kabar dari anaknya langsung berusaha bertemu dengan oknum guru tersebut. Namun, upaya Lauren tidak membuahkan hasil, dan hanya diselesaikan di wakilkan guru lainnya. 
 
Lauren menuturkan, kesalahan anaknya memang ada, yakni kedapatan membawa botol Liquid tempat menyimpan cairan Vape. Pada 10 hari sebelum peristiwa penamparan korban. 
 
Paska tangkap tangan botol tempat mengisi cairan Vape itu, Lauren mengakui sudah disuruh datang ke sekolah. Namun, kedatangannya tidak bertemu oknum guru inisial De tersebut. 
 
"Saya tidak bertemu De, hanya dilayani guru lainnya. Karena yang bersangkutan tidak datang,'' sebut Lauren. 
 
Karena tidak ada itikad baik, Lauren akhirnya memutuskan melaporkan permasalahan ini ke pihak Kepolisian. 
 
Dengan laporan ini, Lauren berharap De dikeluarkan dari sekolah. Maksudnya, karena selain anaknya, terlapor dikabarkan sudah sering melakukan kekerasan terhadap anak lainnya. 
 
'"Korbannya bukan hanya anak saya, sudah banyak anak lainnya, yang ditindak secara keras oleh pelaku,'' ujar Lauren. 
 
Fakta lainnya kata Lauren, sejak aksi penamparan itu. Anaknya, menjadi trauma dan takut ke sekolah. 
 
'"Akhirnya sejak peristiwa itu, saya selalu awasi anak saya dari jauh,'' ungkap Lauren. 
 
Lauren juga berharap, Walikota Pekanbaru turun tangan menyelesaikan permasalahan ini. Sebab, ia tidak ingin hal serupa kembali terjadi pada siswa lainnya. 
 
"Masa dia hanya meminta maaf sama Dinas dan Sekolah,'' ketus Lauren. 
 
Lauren juga menyentil sikap sekolah, karena terkesan apatis terhadap permasalahan ini. 
 
"Tak ada tindakan tegas dari pihak sekolah. Karena alasannya, De yang guru honor itu, selalu dibutuhkan karena orang yang bertanggung jawab membuat soal ujian,'' kata Lauren, menuturkan pernyataan pihak sekolah. 
 
Terpisah, Kasubag Humas Polresta Pekanbaru Ipda Budhia Dianda mengatakan, kasus yang dilaporkan ini sudah diterima Polsek Limapuluh. 
 
'"Kasusnya sudah di proses, orang tua korban yang melaporkan langsung perkara nya,'' ungkap Budhia. 
 
"Nanti bagaimana perkembangannya, akan kita sampaikan,'' sebut Budhia.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar