Riau

Edy Natar Hadiri FGD Bahas Strategi Dan Kebijakan Untuk Pengembangan Sistem Integrasi Sawit Sapi Di Provinsi Riau

GAGASANRIAU.COM, PELALAWAN - Wakil Gubernur Riau H. Edy Nasution, hadiri dan sekaligus membuka Focus Group Discussion Integrasi Sawit Sapi dengan tema 'Strategi Dan Kebijakan Untuk Pengembangan Sistem Integrasi Sawit Sapi Di Provinsi Riau' di Kantor Bappeda Lt.2 Gedung Pembaharuan – Kabupaten Pelalawan, Kamis (10/10/2019).
 
Pada FGD itu turut hadir Bupati HM Harris dan Wakil Bupati H Zardewan Kabupaten Pelalawan, Wakil Bupati Inhil, Kepala Puslitbangnak Kementerian Pertanian, Kepala Bapeda Kabupaten Pelalawan, Kepala Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Provinsi Riau dan Kabupaten Pelalawan, Direktur Kepala Unit di lingkungan Kedeputian Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi serta Narasumber dan undangan yang turut hadir.
 
Dalam arahahnya, Wagubri mengatakan bahwa Pengembangan perkebunan kelapa sawit secara masif terjadi di Provinsi Riau sejak tahun 1980-an dan didukung dengan kesesuaian agroklimat, permintaan pasar global, serta adanya kebijakan pemerintah.
 
Menurutnya, sejalan dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN, Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen untuk mendorong perkembangan industri kelapa sawit dalam bentuk penguatan infrastuktur, peluang pasar, regulasi kebijakan, sumber daya alam, dan sumber daya manusia.
 
Edy Nasution juga mengatakan, selain fokus di dunia perkebunan sawit, riau juga terus berupaya meningkatkan peternakan sapi untuk mencapai target populasi sapi yang memadai, sehingga, mampu memenuhi kebutuhan daging secara mandiri.
 
Selanjutnya daerah dapat menjadi pemasok daging sapi nasional, walaupun hingga saat ini Riau masih mendatangkan kebutuhan produksi daging dari Provinsi tetangga.
 
Lebih jauh, Wagubri juga mengatakan guna menanggulangi kondisi turunnya tingkat produktivitas ternak, perlu dilakukan upaya yang serius dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada khususnya sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan peternakan.
 
"Sistem integrasi tanaman-ternak adalah intensifikasi sistem usaha tani melalui pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara terpadu dengan komponen ternak sebagai bagian kegiatan usaha," mantan Darem 031/WB itu.
 
Menurutnya, ada tiga faktor penting dalam pengembangan sistem integrasi sawit-sapi di suatu wilayah, yaitu faktor teknis, sosial, dan ekonomis.
 
Untuk pertimbangan teknis, akan mengarah kepada kesesuaian pada sistem produksi yang berkesinambungan, ditunjang oleh kemampuan manusia dan kondisi agroekologis.
 
Sedangkan untuk pertimbangan sosial lajut Edy Natar, meliputi penerimaan masyarakat terhadap keberadaan ternak tanpa menimbulkan konflik sosial.
 
"Pertimbangan ekonomis mengandung arti bahwa ternak yang dipelihara harus menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian daerah serta bagi pemeliharanya sendiri," ulas Edy Natar.
 
Wagubri mempunyai harapan besar dengan diselenggarakannya FGD tersebut, agar dapat memberikan kontribusi dapat menghitung potensi limbah perkebunan sawit dalam mendukung penyediaan pakan ternak, mengidentifikasi permasalahan dalam penerapan sistem integrasi sawit-sapi dan menyusun strategi peningkatan pemanfaatan produk perkebunan sawit bagi sistem integrasi sawit-sapi.
 
"Semoga dengan adanya Focus Group Discussion pada hari ini dapat memberikan kontribusi yang positif dalam pengembangan sistem integrasi sawit-sapi di Provinsi Riau," pungkas Wagubri mengakhiri arahannya.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar