Daerah

Rupiah Kian Terpuruk, PHK Massal Di Depan Mata

[caption id="attachment_7833" align="alignleft" width="300"]Rupiah Kian Terpuruk, PHK Massal Di Depan Mata Rupiah Kian Terpuruk, PHK Massal Di Depan Mata[/caption]

gagasanriau.com ,Jakarta-Isu “Paket Bali” yang membuat Indonesia harus bekerja keras untuk memastikan ketahanan pangan empat tahun ke depan menjadi salah satu sorotan utama berbagai media nasional hari ini, Senin (9/12/2013). Selain itu, yang menjadi pembahasan sejumlah media, di antaranya isu pelemahan rupiah dan kenaikan upah buruh yang mulai menyebabkan pengurangan karyawan dan persoalan nilai kapitalisasi pasar saham Bursa Efek Indonesia (BEI) yang turun signifikan. Berikut ini ringkasan berita-berita utama media Ibu Kota: Pekerjaan Berat Menanti

Konferensi Tingkat Menteri ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Nusa Dua, Bali yang berakhir Sabtu (7/12), akhirnya menyepakati “Paket Bali”. Pekerjaan Berat menanti Indonesia untuk memastikan bahwa setelah empat tahun ke depan, ketahanan pangan tetap terjamin. Sebanyak 159 negara sepakat memutuskan solusi permanen mengenai ketahanan pangan paling lambat hingga Konferensi Tingkat Menteri ke-11 atau empat tahun lagi (KOMPAS). Rupiah Loyo PHK Mengancam Kombinasi pelemahan rupiah dan kenaikan upah buruh mulai memakan korban. Beban produksi yang berat membuat sejumlah perusahaan memutuskan untuk mengurangi jumlah karyawan. Kondisi itu diperparah dengan pasar domestik yang lesu. Hal itu membuat order penjualan turun sekitar 50% (KONTAN). Momentum Membenahi PLN Mundurnya Nur Pamuji dari posisi Dirut PT PLN merupakan tindakan positif  bagi kemajuan bangsa. Langkah tak lazim ini akan memudahkan aparat penegak hukum mengusut kasus korupsi yang mendera perusahaan listrik negara itu sekaligus memberikan peluang kepada dirut baru untuk membenahi PLN (INVESTOR DAILY). Kapitalisasi BEI Turun Paling Dalam Nilai kapitalisasi pasar saham Bursa Efek Indonesia (BEI) turun signifikan hingga akhir November 2013 dibandingkan nilai kapitalisasi pertengahan tahun. Berdasarkan data World Federation of Exchange. Penurunan tersebut tercatat yang paling dalam di kawasan Asia Pasifik, yang dipicu oleh akumulasi jual investor dari Mei hingga akhir November 2013 (FINANCE TODAY). Bisnis.com


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar