Daerah

Kadisdik Ngotot Ngaku Pendidikan Untuk Orang Miskin Sudah Maksimal !

gagasanriau.com ,Pekanbaru-Pemerintah kota Pekanbaru menganggarkan sebanyak Rp. 6 Milyar di APBD 2013  untuk mengatasi siswa putus pendidikan. Dana ini digunakan untuk membantu siswa siswa kurang mampu. Namun anggaran sebanyak itu dan beberapa dana yang di khususkan untuk anak anak yang kurang mampu seperti BSM (Bantuan Siswa Miskin), Zakat yang dipotong 2,5 % dari gaji  guru yang hingga akhir tahun mencapai Rp.726 juta. Namun kenyataannya dana yang katanya di pergunakan untuk membantu siswa kurang mampu tak dapat dirasakan seutuhnya oleh semua siswa yang kurang mampu. Menaggapi masalah ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru,  Zulfadil mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan kerja dengan sebaik-baiknya sehingga dana Rp. 6 Milyar yang dikucurkan Pemko Pekanbaru telah tersalurkan dengan semestinya. "Dana tersebut sudah terserap 100%, kami memberikan bantuan untuk anak-anak kurang mampu, itu pun berdasarkan rekomendasi pihak sekolah, jadi sejauh ini tak pernah ada masalah" tegasnya saat di temui gagasanriau.com di kantor walikota, Senin (6/1/14). Namun sayangnya, apa yang dikatakan Kadisdik Pekanbaru tersebut tak sesuai dengan faktanya, kita bisa mengingat kembali dua orang ibu yang memperjuangkan anaknya yang tak bisa mengikuti ujian karna tak memiliki banyak unag membayar tunggakan sekolah yang jutaan, ibu Ani dan Bu Desi. Ibu Ani yang anaknya bersekolah di SMK Global terancam tak bisa mengikuti ujian semester, begitu juga Bu Desi yang anaknya bersekolah di SMP Muhammadiyah 2. Saat berita kedua ibu ini terdengar Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, memang saat itu mereka langsung menanggapinya, dan akhirnya anak kedua ibu tersebut bisa mengikuti ujian, namun lagi lagi usaha Disdik Pekanbaru ini hanya sementara. Kini anak bu Ani terancam akan dikeluarkan karena tak bisa membayar uang Magang sebesr Rp. 1,1 juta. Mendengar berita tersebut Zulfadil kembali berdalih, bahwa pihaknya juga telah mengucurkan dan menginstruksikan kepada Komite sekolah untuk jenjang pendidikan SMA dan SMK untuk memberikan keringanan membayar uang sekolah dan lainnya. "Untuk sekolah Swasta, SMA dan SMK, kami telah menginstruksikan kepada komite sekolah untuk memberikan keringanan dan pemotongan bayaran, dan sampai saat ini sudah ada sedikitnya 3600 orang siswa yang bisa merasakan hal tersebut" tambahnya. "Kalau untuk pendataannya sendiri, itu dilakukan atas rekomendasi pihak sekolah, namun tetap kami seleksi lagi, karena banyak yang direkomendasi sekolah, tapi yang bisa menerima BSM tersebut hanya 5 orang di satu sekolah" tutupnya saat ditanya terkait tidak meratanya pembagian dana tersebut. Dian Rosari


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar