Daerah

Arbi: Pemilu Curang Adalah Warisan Golkar

gagasanriau.com ,Jakarta-Terselenggaranya Pemilihan Umum (Pemilu) di era reformasi sudah berjalan tiga kali. Namun, dalam pemilu tersebut dikatakan gagal karena tak dapat menghasilkan pemimpin yang bersih dan mampu menjadi panutan bagi rakyatnya. Demikian disampaikan Pengamat Politik Prof Arbi Sanit, dalam diskusi publik DPP Bima bertajuk Selamatkan Demokrasi Dengan Pemilu Bersih, di Galery Cafe, Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini Jakarta Pusat, Sabtu (18/1). Dia mengungkapkan, di adopsinya budaya kecurangan yang dahulu pernah dilakukan Golkar pada saat Orde Baru berkuasa. Hal tersebut akan merusak jalannya proses demokrasi saat ini. "Ada intimidasi agar dapat memilih partai, belum lagi adanya paksaan kepada pemilih, dan yang bahaya lagi, ada yang melakukan money politik. Budaya tersebut merupakan warisan dari regim orde baru", kata Prof Arbi Sanit. Arbi melanjutkan, di jaman orde baru tanpa pemilu pun semua sudah tahu siapa yang akan berkuasa, tanpa terselengggara pemilu pun Soeharto tetap akan menjadi presiden, jadi hal tersebut dilakukan, hanya untuk tipu daya dunia internasional bahwa Indonesia telah benar-benar menjalankan proses demokrasi. "Kenapa pemilu tetap saja dilakukan, karena itu untuk tipu daya dunia luar", ujarnya. Arbi menambahkan bahwa, money politik sekarang adalah cara terdahulu yang pernah dilakukan Golkar. "Kampanye partai sekarang itu semua hura-hura, pakai acara undang artis segala. Itu dulu golkar juga seperti itu", cetus Arbi. Oleh karena itu, menurutnya, agar partai atau para caleg, tak mengikuti budaya-budaya tersebut, karena akan banyak memakan biaya yang tinggi dan salah satu upaya pencegahan agar parpol tak berbuat kecurangan. Sukardjito/Actual.co


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar