Pendidikan

Patrianef: Stop Praktek Perpeloncoan yang Kejam Dalam Pendidikan Dokter Spesialis

Patrianef
Menurutnya, ada yang salah dengan pendidikan dokter spesialis Indonesia, dalam konteks hubungan senior dan yunior, penderitaan dan kesengsaraan dianggap hal yang wajar. Kekasaran dan kebengisan senior dianggap bagian cara mendidik yunior sehingga lebih tahan menghadapi tekanan didunia nyata. Hal itu sering dimanfaatkan oleh residen senior sehingga pembullian yang mereka lakukan selalu ada pembenaran dan selalu ada alasan.

Patrianef bersuara karena sudah tak tahan, seperti hari ini, Kamis (4/8/2016) dia  menerima "screen capture" dari WA antara residen dalam salah satu bidang ilmu spesialis, dimana di sana percakapan berobah menjadi anjing, monyet dan binatang lainnya.

"Basah mata saya membacanya. Generasi muda dokter calon spesialis memiliki bahasa yang sangat kasar dan memalukan. Kita seolah berada didalam kebun binatang. Mohon maaf" screen shoot" nya tidak akan saya lampirkan dan tidak akan saya sebarkan. Karena juga ikut memalukan saya sebagai pendidik. Ini hanya potongan kecil dari sebuah potongan besar ditangan saya," kata Patrianef, yang juga menyatakan, sudah saatnya kita mengoreksi diri bersama

"Saya juga staf pengajar mulai dari S1, Profesi Dokter, Spesialis dan Subspesialis, selama proses pendidikan kepada murid murid saya, saya belajar untuk menggunakan bahasa yang santun, karena saya ingin mereka juga menggunakan bahasa yang santun," katanya.

Patrianef juga sadar, apa yang dikatakannya ini akan ada bantahan, tetapi dia hanya ingin memperbaiki keadaan, agar pendidikan spesialis di Indonesia menjadi pendidikan yang bermartabat dan manusiawi.

"Boleh saja kita berbantah bantahan, tetapi ini adalah fakta yang harus kita akui, sehingga seorang sejawat saya berhenti pendidikan spesialis karena kehabisan uang," katanya.


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar