Riau

Gubri Lepasliarkan 170 Kura-Kura ke Kawasan TWA Buluhcina

Gubenur Riau, Arsyadjuliandi Rachman melakukan pelepasliaran 170 ekor hewan (satwa) sitaan Polsek Kerinci Kanan, Kabupaten Siak, jenis Kura-Kura dan beberapa ekor Elang yang dilindungi pada Rabu (1/3/17).

GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Taman Wisata Alam (TWA) Buluhcina, yang terletak di Kabupaten Kampar, masuk dalam 16 kawasan konservasi yang terdapat di Provinsi Riau. TWA ini diyakini dapat menambah pertumbuhan potensi perekonomian Riau.

Di kawasan TWA inilah Gubenur Riau, Arsyadjuliandi Rachman melakukan pelepasliaran 170 ekor hewan (satwa) sitaan Polsek Kerinci Kanan, Kabupaten Siak, jenis Kura-Kura dan beberapa ekor Elang yang dilindungi pada Rabu (1/3/17).

Dalam sambutan, Gubri menyampaikan pesan singkatnya didepan masyarakat Buluhcina, bahwa (TWA) merupakan salah satu kawasan konservasi di Provinsi Riau yang memiliki potensi yang cukup membanggakan.

Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya Provinsi Riau menempati peringkat ke 2 setelah Sulawesi Utara yang memiliki potensi perekonomian dibidang kawasan konservasi wisata alam

"Kita akan mendukung penuh segala bentuk upaya melestarikan hutan yang dilakukan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Provinsi Riau melalui BBKSDA terhadap TWA Buluh Cina ini. Sehingga menjadikan pertumbuhan ekonomi masyarakat disini," kata Gubri yang akrab disapa Andi Rahman ini.

Sebagaimana diketahui, TWA Buluhcina didominasi ekosistem hutan daratan rendah yang mayoritas mempunyai topografi datar dengan kemiringan maksimal 25%. Bermacam satwa dan fauna ada disana.

Seperti, pohon Mempening, Balanti, Bongkai, Rengas, Samoram, Sigadabu, dan lainnya. Sementara jenis satwa yang ada disana dianataranya, Trenggiling, Siamang, Rusa, Elang, Landak, Monyet, Berunga, dan aneka jenis unggas.

Selain potensi flora dan fauna, TWA Buluh Cina juga memiliki potensi ekowisata yang sangat luar biasa. Keberadaan sungai yang membelah kawasan TWA dan 7 danau yang berada di dalamnya, sangat potensial untuk pengembangan ekowisata. Makanya, pengelolaan TWA diharapkan menjadi model pengelolaan Taman Wisata Alam dengan melibatkan masyarakat sekitar, sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
 
Sumber: Rilis


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar