Selama Sebulan 300 Penerbangan Bandara Pekanbaru Tertunda

Sabtu, 08 Maret 2014 - 06:27:56 wib | Dibaca: 2006 kali 

Gagasanriau.com.Pekanbaru-Sebanyak 300 penerbangan dari dan menuju Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru terganggu akibat kabut asap yang disebabkan kebakaran lahan di Provinsi Riau selama sebulan ini.

"Kalau di rata-ratakan sepuluh penerbangan saja yang terganggu dalam sehari, kalikan sebanyak 30 hari, berarti paling sedikit 300 penerbangan telah mengalami gangguan akibat kabut asap," kata Airport Duty Manager Bandara SSK II, Ibnu Hasan di Pekanbaru, Sabtu (8/3/2014).

Kabut asap melanda sebagian Riau sejak tujuh pekan terakhir, namun Ibnu mengakui paling parah dan mengganggu aktivitas penerbangan baru empat pekan terakhir.

Ibnu mengatakan, tidak dipungkiri gangguan kabut asap tersebut juga mendatangkan kerugian materi bagi maskapai maupun pihan SSK II yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II.

Untuk kerugian di pihak maskapai, demikian Ibnu, yakni jika dilakukan penundaan keberangkatan managemen harus mengeluarkan biaya tambahan untuk konsumsi calon penumpangnya.

Bahkan ketika batal terbang, kata dia, pihak managemen juga harus menggantikan uang tiket plus tambahan ganti rugi yang tentunya akan sangat merugikan.

Sementara dari pihak pengelola bandara, kata dia, juga menderita kerugian yang cukup besar, karena pesawat yang harusnya landas ke SSK II terkadang batal dan bahkan mengganggu jadwal penerbangan lainnya.

"Saya tidak bisa merincikan berapa nilai kerugian bandara saat musim kabut asap tahun ini. Yang jelas cukup besar karena satu pesawat saja, seharusnya bisa dikenai biaya operasional mulai dari saat mengudara hingga di landasan," katanya.

Yang paling penting, demikian Ibnu, kabut asap juga dapat memperburuk citra bandara di mata internasional.

"Sangat dimungkinkan, pesawat-pesawat luar negeri enggan mendarat di SSK II dan lebih memilih ke bandara lainnya sebagai upaya mengantisipasi kabut asap," katanya.

Ibnu berharap kabut asap di Provinsi Riau segera teratasi dan dapat dicegah agar tidak kembali terjadi pada tahun-tahun berikutnya.

Ady Kuswanto


Loading...
BERITA LAINNYA