GagasanRiau.Com Pekanbaru - Untuk mendorong agar sektor perikanan san kelautan guna meningkatkan ekonomi, Pemerintah Provinsi Riau dibawah kepemimpinan Gubenur Riau Arsyadjuliandi Rachman terus mendorong menopang pertumbuhan perekonomian di Bumi Lancang Kuning.
Sejumlah kawasan pesisir di Bumi Melayu yang berbatasan langsung dengan negara tetangga menjadikan lokasi itu sangat strategis dimata internasional. Ditambah lagi, armada laut yang luas dengan potensi produksi perikanan dan kelautan yang cukup besar dapat dikembangkan sebagai alternatif menopang pondasi keuangan daerah di tengah melemahnya dua komoditas unggulan yakni migas dan sektor perkebunan.
"Terhadap sektor perikanan kita terus berupaya secara optimal dalam mendukung pendapatan asli daerah untuk Pemerintah Provinsi Riau," sebut Andi.
Dengan demikian, Andi Rachman meminta jajarannya Dinas Kelautan dan Perikanan agar memiliki data-data potensi perikanan yang valid. "Ini perlu menjadi perhatian, Dinas Kelautan dan Perikanan harus betul-betul mendata potensi dan produksi ikan sehingga tidak merugikan daerah. Kita harus tahu potensi dan produksi riil hasil perikanan Riau," katanya.
Hal tersebut dikemukakan Andi Rachman, karena sebagian besar nelayan di Riau langsung menjual hasil tangkapannya kepada pengepul ikan sehingga tidak didapatkan data yang pasti terkait data produksi perikanan di kawasan setempat.
Sejalan dengan itu, dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia untuk pengembangan sektor industri perikanan. Pemerintah Provinsi Riau mendukung pembangunan Politeknik Kemaritiman di Kota Dumai yang telah dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Sehingga, investasi SDM sebagai suatu strategi pembangunan Wilayah Pesisir dalam jangka panjang.
"Tim dari Kementerian melakukan peninjauan terhadap beberapa lokasi. Sehingga, terpilih lah Dumai dan kemaren kita menyatakan kesanggupan untuk mendukung pembangunan Politeknik ini," katanya.
Berdasarkan Data Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, potensi perikanan daerah setempat mencapai lebih 132.000 ton dan itu terus meningkat tiap tahun. Potensi sektor perikanan di Riau tidak hanya tersebar di sektor kelautan, namun juga perikatan air tawar. Dalam beberapa tahun terakhir, potensi budidaya kolam yang mencapai sekitar 14.000 ton. Begitu juga potensi pengembangan tambak dan keramba, yang pemanfaatannya masih di bawah 10 persen.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan Riau, Nafilson menyampaikan bahwa Pendapatan Asli Daerah hanya berasal dari pembenihan di Sungai Tibun, Kabupaten Kampar seperti Ikan Patin dan Baung yang memberikan pendapatan hanya Rp150 juta setahun.
"Sebetulnya memang kecil karena usia induk pembenihan telah melewati ambang batas, kami mengupayakan mengganti induk untuk menghasilkan yang lebih tinggi lagi. Dengan upaya itu bisa Rp1 miliar Miliar dalam satu tahun karena benih tak pernah tersisa dan permintaan tinggi tak terpenuhi," katanya.
Untuk PAD dari izin kapal dikatakannya bahwa itu diurus oleh Badan Pelayanan dan Perizinan Terpadu. Diskanlut hanya menerima laporan saja. (Advertorial)