GAGASANRIAU.COM, TEMBILAHAN - Selain harga jual kelapa turun drastis dan tidak stabil, PT sambu juga membatasi kuota pembongkaran.
Kebijakan pembatasan kuota pembongkaran itu membuat masyarakat petani mengeluh karena kesulitan menjual buah kelapanya.
Menurut penuturan seorang petani, Mifprapul Musadikin, saat ini masyarakat hanya bisa membongkar kurang lebih 40 ton di setiap pancang.
"Setiap pancang masing-masing kecamatan, membongkar perharinya kurang lebih 40 ton saja," sebut Mifprapul, Selasa (28/6).
Kondisi ini tentu menyulitkan masyarakat petani untuk menjual kelapanya, sedangkan kelapa yang datang bisa mencapai 100 ton perharinya.
"Kondisi seperti ini sudah hampir berjalan selama beberapa bulanan ini," terangnya.
Hal ini membuat para petani dan pengepul banyak mengeluh karena harus mengantri 3 hari sampai 4 hari di pompong agar buah kelapa bisa dibongkar.
Bahkan hari Sabtu dan Minggu petani tidak bisa membongkar buah kelapa mereka. Akhirnya kualitas kelapa pun semakin memburuk yang harga jualnya bisa jatuh.
"Kami sebagai petani merasa dengan kebijakan yang ada sekarang ini membuat kami kesulitan untuk panen kelapa," sambungnya.
Baca Juga: Pinang, Kelapa, Sawit di Inhil Anjlok Parah
Mifprapul berharap kepada Pemerintah Inhil agar hal ini bisa diminimalisir atau di komunikasikan kepada pihak perusahaan untuk mencarikan solusinya.
"Saya harap pemerintah harus memberikan perhatian terhadap perkelapaan di Inhil ini," sebutnya.
Bukanya hanya pemerintah, Mifprapul juga meminta kepada organisasi-organisasi agar mendiskusikan ini untuk mencarikan jalan keluar demi kesejahteraan petani.
"Tolonglah kepada para asosiasi perkelapaan untuk mencarikan solusinya juga. Hari ini petani menjerit," tutupnya.
Untuk diketahui, sesuai informasi yang awak media dapat, harga kelapa bulat bervariasi sesuai dengan keinginan pengepul. Saat ini untuk perkilogram Rp Rp1.500.
Bulan lalu kelapa bulat Rp2.300 perkilogram, saat ini sudah turun Rp1.500," ungkap Madi salah seorang petani, Senin (27/6).