Daerah

Riau Dikepung 475 Titik Panas

Gagasanriau.com Pekanbaru-Provinsi Riau dikepung 475 titik api berdasarkan data rekam dari Satelit NOAA 18 yang dioperasikan Singapura sepanjang Januari hingga Februari 2015 dimana 171 di antaranya merupakan titik api atau 70 persen merupakan peristiwa kebakaran lahan.

"Untuk tingkat kepercayaan di atas 70 persen, pada Januari ada 138 titik dan Februari sebanyak 32 titik," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Sugarin kepada pers lewat pesan elektronik yang diterima, Jumat siang (27/2/2015).

Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyatakan dalam beberapa pekan terakhir kemunculan titik panas (hotspot) di Riau cenderung berkurang setelah dilakukan operasi tanggap darurat antisipasi kebakaran hutan dan lahan serta bencana kabut asap.

Walau demikian, informasi peristiwa kebakaran hutan dan lahan masih terus terjadi di sejumlah wilayah kabupaten hingga mengakibatkan kabut asap mulai menyelimuti berbagai kawasan.

Kualitas udara di Kota Pekanbaru dilaporkan juga terkena imbas, dimana terjadi penurunan kualitas udara akibat tercemar asap tipis.

Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan pihaknya telah menguatkan barisan untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota di Riau agar cepat tanggap setiap ada kemunculan titik api.

"Pemantauan lewat udara juga terus dilakukan dan ketika ada kebakaran lahan, maka akan langsung dilakukan pemadaman baik lewat darat maupun udara," katanya.

Sejauh ini peristiwa kebakaran lahan marak terjadi di sejumlah wilayah pesisir seperti Bengkalis, Meranti dan Rokan Hilir serta Kabupaten Pelalawan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyatakan untuk daerah paling berhasil mengatasi masalah itu adalah Kabupaten Kampar.

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar juga berencana membawa Kabupaten Kampar sebagai model atau daerah percontohan karena berbagai program kesejahteraan masyarakat yang dijalankan terbukti mampu mengatasi berbagai persoalan baik itu sosial maupun ekonomi termasuk kebakaran lahan.

Editor Brury MP sumber antarariau


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar