Generasi Muda Batak Minta Dosen Rasis UIN Suska Riau Diberi Sanksi
Pertemuan IKBR bersama petinggi UIN Suska Riau
GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Generasi Muda Batak yang tergabung di Ikatan Keluarga Batak Riau (IKBR) menuntut pihak petinggi Kampus Universitas Islam Negeri Suska Riau beri sanksi tegas oknum dosen rasis pojokkan Suku Batak.
Tuntutan tersebut saat IKBR dipimpin Dedi Harianto Lubis mengadakan pertemuan di ruangan Rektor Universitas Islam Negeri Suska Riau, Akhmad Mujahidin, Minggu (24/11/2019) pukul 12.30 Wib. Mereka meminta rektor menindak secara tegas oknum dosen berinisial HT tersebut.
Oknum dosen tersebut mengucapkan ujaran rasis sempat viral baru-baru ini mendapatkan kecaman dari kalangan suku asal Sumatra Utara (Sumut), dinilai memojokkan salah satu suku yang ada di Indonesia.
Menanggapi tuntutan dari Generasi Muda Batak, Rektor UIN Suska, Akhmad Mujahidin mengungkapkan akan pertimbangkan sanksi tegas tenaga pengajar di kampusnya tersebut, karena ucapanya mengandung unsur SARA.
Umpatan rasis HT beredar massif di media sosial Facebook dan WhatsApp berbunyi "Pemberontak pemberontak di UIN nih Batak semua" menghancurkan UIN, Menghancurkan dunia Melayu, itulah Batak tu" kata HT dalam rekaman yang beredar di medsos.
"Kau Batak kan, Batak keluar aja dari sini, Batak kurang etika" kata dia lagi dalam rekaman tersebut.
Setelah beberapa hari sejak kejadian, mahasiswa Batak di UIN pun sempat mengadakan aksi unjuk rasa pada Sabtu 23 November 2019 kemarin.
Merespon kejadian tersebut, Dedi Harianto Lubis, selain diterima oleh Rektor UIN Prof Dr KH Akhmad Mujahidin, juga dihadiri juga oleh Dekan Fakultas Ushuluddin, Dr H Jamaluddin dan Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Dr H Ahmad Supardi.
Pertemuan itu kata Dedi diinisiasi oleh Relawan Nawacita Raya Desmanto dan Patar Sitanggang.
Rektor UIN Suska pada kesempatan itu menyampaikan kekecewaan dan menyesal atas terjadinya tersebut.
Bahkan rektor menyampaikan bahwa dirinya ditelepon langsung oleh Gubernur Riau dan meminta agar segera diselesaikan, agar tidak terjadi konflik SARA di Riau.
Prof Ahmad Mujahiddin juga meminta dan berharap agar masalah ini bisa selesai dengan jalan musyawarah dan kekeluargaan.
Sementara itu, Dedi Harianto Lubis yang akrab dipanggil DHL dalam pertemuan menyampaikan bahwa tindakan dosen HT tersebut sangat tidak elok.
"Ucapan rasis yang dikeluarkan seorang akademisi dan di kampus sangat tidak elok, apalagai kita negara yang memiliki ideologi Pancasila, dan berbhinneka tunggal Ika" kata DHL.
DHL juga menyampaikan bahwa reaksi keras ditunjukkan oleh warga Batak, di berbagai grup WA masyarakat perantau asal Sumut.
"Untuk itu kita berharap bisa segera selesai, agar tidak dimanfaatkan pihak tertentu" ujarnya.
Dedi, menyampaikan 3 poin dalam kesimpulannya, pertama mereka meminta Rektor UIN mengadakan mediasi dengan mengundang perwakilan tokoh tokoh Batak.
Kedua, meminta Dosen yang bersangkutan mengakui kesalahan dan meminta maaf di forum tersebut.
Ketiga meminta Rektor agar memberi sanksi tegas kepada yang bersangkutan.
"Ketiga poin tersebut disambut baik oleh Rektor UIN Suska Riau dan akan menindaklanjuti dengan mengadakan pertemuan dengan tokoh tokoh Batak, Melayu dan lainnya, yang direncanakan dilaksanakan pada hari Senin, 25 November 2019" terang Dedi.
Prof Ahmad Mujahidin juga menyampaikan bahwa hal ini harus segera kita selesaikan untuk tetap menjaga kondusifitas, jangan sampai terjadi seperti papua, Riau harus kondusif.
Tulis Komentar