Banggar DPRD Pekanbaru Konfirmasi Anggaran DLHK Untuk TPA Muara Fajar
GAGASANRIAU.COM, PEKANBARU - Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Pekanbaru Roni Paslah menemukan banyak kejanggalan yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Muara Fajar, terutama berkaitan anggaran alat berat yang ada di tempat pembuangan sampah tersebut.
Dalam peninjauan langsung yang dilakukan Roni Paslah bersama rombongan Panitia Khusus DPRD Kota Pekanbaru yang tengah membahas Rencana Peraturan Daerah Retribusi Pelayanan Sampah, Roni menemukan kondisi yang sangat menyedihkan, bahwa semua alat berat di lokasi itu sudah rusak dan kebanyakan sudah seperti besi tua, karena sekian lama tidak mendapat perawatan.
Sementara dari laporan yang masuk, bahwa Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) mendapatkan anggaran hampir Rp100 miliar pada ABPD Pekanbaru, terealisasi hampir 98 persen, akan tetapi kondisi alat berat yang jumlahnya 8 unit tidak terawat bahkan sampai rusak menjadi seperti besi tua.
Belakangan yang lebih mengejutkan lagi, DLHK mengalokasikan anggaran Rp163 juta lebih untuk biaya bahan bakar minyak jenis solar untuk operasional alat berat tersebut, diketahui melalui kwitansi pencairan yang ditemukan, meskipun anggaran itu 2018, namun tidak menutup kemungkinan di tahun berikutnya masih tetap dianggarkan, padahal unit di TPA Muara Fajar kebanyakan rusak.
"Tentang ini kita mau lihat dulu berapa yang diajukan dan yang dibutuhkan. Nanti kita sesuaikan dengan temuan kita di lapangan. Koreksi mendalam pasti akan kita lakukan karena terdapat pemborosan dan penggunaan yang tidak tepat," ujar Roni Paslah saat dikonfirmasi melalui selulernya, Ahad (13/9/2020).
Ditegaskan lagi oleh Politisi PAN ini, dari tinjauan di TPA Muara Fajar pada Sabtu kemarin, Roni melihat kondisi yang semrawut, bahkan truk pengangkut sampah harus antri panjang karena susah masuk ke TPA akibat sampah menumpuk hingga mencapai pintu masuk, seharusnya sampah digeser menggunakan alat berat, dikarenakan alat berat excavator satu-satunya yang masih beroperasi rantainya putus, sehingga hari itu tak satupun alat berat yang beroperasi. Dengan kondisi ini, Roni merasa aneh, dengan anggaran besar namun kondisi di Muara Fajar sangat menyedihkan.
"Apalagi dengan anggaran operasional TPA Muara Fajar yang sudah dianggarkan mencapai miliaran rupiah setiap tahunnya, yang mestinya dapat mengantisipasi kerusakan alat dan kecukupan BBM. Sangat tidak masuk akal jika hanya ada 2 alat berat yang beroperasional tetapi pembelian BBM ratusan juta," kata Roni.
Ditambahkan Roni, pihaknya di Banggar yang membahas APBD 2021 akan mempertanyakan lebih dalam kepada DLHK berkaitan anggaran yang diberikan, bahkan Banggar tidak segan-segan memangkas anggaran DLHK jika memang tidak sesuai dengan peruntukannya.
"Jangan sampai dengan anggaran yang begitu besar kita masih amburadul dengan sampah, kita ingatkan DLHK kalau ini tidak selesai beberapa hari ini kita akan evaluasi anggaran untuk DLHK di APBD 2021," pungkasnya.
Tulis Komentar