Pendidikan

Mahasiswa KUKERTA UNRI Upgrading Label Usaha Kerupuk Sagu

Mahasiswa KUKERTA UNRI usai memberikan label usaha kerupuk Sagu Mak Uwo

GAGASANRIAU.COM, KUANSING - Dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat di masa pandemi, Tim KUKERTA Balek Kampung Universitas Riau Desa Sako 2021 melakukan upgrading label usaha disalah satu rumah produksi kerupuk sagu Desa Sako, Jumat (17/9/2021).

Pandemi Covid-19 yang masih mewabah hingga hari ini, telah melumpuhkan berbagai aktivitas masyarakat. Hal itu menuntut masyarakat untuk lebih inovatif dalam menghadapi masa krisis akibat pandemi Covid-19. 

Begitu pula dengan Tim Kukerta Balek Kampung Universitas Riau Desa Sako 2021 yang melakukan segala kegiatan Kukerta dengan kreatif, inovatif serta mengikuti aturan dan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. 

Kukerta Balek Kampung  Universitas Riau 2021 merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti setiap mahasiswa aktif yang sudah mengambil mata kuliah dengan beban minimal 80 SKS berdasarkan ketentuan terbaru dari Universitas Riau.

Meskipun kegiatan KUKERTA ini berjalan ditengah segala keterbatasan akibat pandemi COVID-19, semangat Mahasiswa tidak surut untuk mengabdi kepada masyarakat khususnya yang berada di Desa Sako, Kecamatan Pangean, Kabupaten Kuantan Singingi. 

Tim KUKERTA merealisasikan program kerja kunjungan sekaligus membantu pembuatan label usaha makanan di salah satu rumah produksi makanan ringan berbahan dasar sagu yang terkenal dengan sebutan 'Kerupuk Sagu Mak Uwo'. 

Rumah produksi ini terletak di jalan Lintas Teluk Kuantan-Air Molek, Desa Sako, Kecamatan Pangean, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Program kerja ini bertujuan untuk meningkatkan UMKM di Desa Sako yang terdampak wabah pandemi COVID-19.  

Kerupuk Sagu merupakan jenis makan ringan yang menjadi salah satu makanan khas Kabupaten Kuansing yang diakui banyak orang. Proses pembuatan kerupuk sagu, hampir sama dengan proses pembuatan kerupuk pada umumnya dengan menggunakan bahan sederhana yang terdiri dari tepung sagu, bawang putih, bawang merah, terasi dan air.

Oleh karena itu, usaha ini dinilai memiliki taraf keuntungan yang menjanjikan apabila diproduksi dengan baik, dari segi penggunaan bahan, pembuatan hingga segi pengemasannya.

Nek Ohat (60) salah satu pemilik rumah produksi Kerupuk Sagu merasa sangat senang dan bersyukur ketika tahu bahwa usaha kerupuk sagunya ini akan dibuatkan label usaha, karena ia sendiri mengaku tidak tahu bagaimana caranya membuat hal demikian. 

"Biasanya Nenek hanya menjual kerupuk sagu dengan menitipkan dari warung ke warung saja karena lebih cepat habis terjual dibandingkan dengan menjual dari rumah saja. Banyak yang ingin membeli bahkan memesan kerupuk Nenek, tapi mereka tidak tahu alamat atau nomor yang bisa dihubungi." ucap Nek Ohat pemilik rumah produksi Kerupuk Sagu.

Kerupuk sagu dijual eceran dalam kemasan plastik 5 Kg dengan harga Rp.5000,-. Dari segi keuntungan, usaha kerupuk sagu ini tidak memiliki keuntungan yang terlalu besar. 

Dalam wawancara yang dilakukan oleh Tim KUKERTA, Nek Ohat mengungkapkan, "Kalau dikaji dari keuntungan satu karung (50kg) mungkin sebagian bisa untuk beli tepung sagu, sebagian lagi bisa untuk beli bumbu, baru sebagiannya lagi bisa untuk Nenek." ujar beliau dalam wawancara, Rabu (15/9) lalu.

Kerupuk sagu buatan Nek Ohat ini memiliki rasa yang khas, karena resep yang digunakan beliau berasal dari resep turun-temurun yang sudah ia ketahui sejak umur 13 tahun. Hingga saat ini, cita rasa dari "Kerupuk Sagu Mak Uwo" tetap terjaga kelezatannya.  

Dalam hal ini, Tim Kukerta melihat peluang yang dapat membantu dan memajukan usaha Nek Ohat dengan membuat label usaha makanan yang menarik. Saat ini, pemesanan "Kerupuk Sagu Mak Uwo" dapat dilakukan melalui WA di nomor 0822-7696-9352 atau dengan mengunjungi Instagram @kerupuksagu_makuwo.

Selain membuat label usaha makanan, dalam kegiatan ini Tim Kukerta  juga terjun secara langsung mengikuti proses pembuatan kerupuk sagu. Proses ini dimulai dari tahap pembuatan adonan, perebusan, pemotongan, penjemuran, pengemasan, hingga pemasaran.

Dengan adanya pembuatan label usaha makanan pada kemasan "Kerupuk Sagu Mak Uwo" ini diharapkan dapat memberi dampak yang signifikan terhadap penjualan kerupuk sagu hingga ke berbagai daerah bahkan keluar kota.

Dengan demikian, makanan ringan khas Kuantan Singingi akan lebih dikenal masyarakat luas, tidak hanya sebatas Riau saja tetapi juga Indonesia. Dalam label kemasan tersebut, Tim Pengabdian Kukerta Balek Kampung Universitas Riau 2021 telah menyediakan alternatif pemesanan melalui WA dan publikasi melalui Instagram.

Untuk diketahui, Tim KUKERTA Balek Kampung Universitas Riau Desa Sako 2021 dengan anggota lengkap M Rayen Paresko (Akuntansi), Novi Roza Primadhani (Pend. Bahasa & Sastra Indonesia), Mulziani (Pend. Bahasa & Sastra Indonesia), Tifani Yusdar Triana (Pend. Bahasa & Sastra Indonesia), Hevi Apriani (Administrasi Bisnis), Harlipadensi (Pend. Fisika), Rosy Kurnia Amita (Akuntansi), Ulil Amri (Manajemen), Muhammad Arif (Akuntansi) dan Aulia Zikra (Akuntansi). Menjalankan kegiatan KUKERTA dengan bimbingan serta arahan dari Bapak Rezi Abdurrahman, S.E.sy, M.Ak. 


[Ikuti GagasanRiau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar